Pavel Durov Ditahan: CEO Telegram Terjerat Investigasi di Prancis

Aulanews.id – Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi pesan Telegram, ditangkap pada Sabtu malam di Bandara Bourget di luar Paris. Penangkapan ini terjadi saat Durov, seorang miliarder Rusia-Prancis sedang dalam perjalanan dengan jet pribadinya, seperti yang dilaporkan oleh TF1 TV dan BFM TV.

Menurut TF1, Durov ditangkap karena menjadi target surat perintah penangkapan di Prancis sebagai bagian dari penyelidikan polisi. Penyelidikan ini diduga terkait dengan kurangnya moderator di Telegram, yang dinilai oleh pihak berwenang sebagai alasan terjadinya aktivitas kriminal yang tidak terdeteksi di platform tersebut. dilansir dari the japan news (25/08/2024)

Media Prancis melaporkan bahwa Durov mungkin akan menghadapi dakwaan pada hari Minggu. Telegram, aplikasi pesan terenkripsi yang memiliki hampir satu miliar pengguna, sangat populer di Rusia, Ukraina, dan negara-negara bekas Uni Soviet. Platform ini menjadi salah satu media sosial utama di wilayah tersebut yang bersaing dengan Facebook, YouTube, dan WhatsApp.

Baca Juga:  Pernikahan Lebih Ramah Dengan Teknologi

Telegram dan Kementerian Dalam Negeri Prancis belum memberikan tanggapan atas penangkapan ini. Durov, yang lahir di Rusia, mendirikan Telegram bersama saudaranya pada tahun 2013 setelah meninggalkan Rusia pada tahun 2014. Kepergiannya dari Rusia dipicu oleh penolakannya untuk menutup komunitas oposisi di media sosial VKontakte, yang dimilikinya sebelumnya.

“Saya lebih suka bebas daripada menerima perintah dari siapa pun,” kata Durov kepada jurnalis AS Tucker Carlson pada bulan April tentang kepergiannya dari Rusia dan pencariannya untuk kantor pusat bagi perusahaannya yang meliputi tugas di Berlin, London, Singapura, dan San Francisco.

Aulanews.id – Sebuah proyek perumahan ambisius di kota Caen, Prancis barat laut, telah kandas karena kekhawatiran bahwa naiknya permukaan air akibat perubahan iklim dapat membuat daerah itu tidak dapat dihuni dalam...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist