Aulanews.id – Mostafa Qadoura, bayi berusia 10 bulan asal Gaza, mengalami nasib tragis akibat serangan Israel yang menghancurkan rumahnya pada Oktober lalu. Serangan ini membuat Mostafa dan tempat tidurnya terlempar, pecahan peluru mengenai mata kanannya sehingga terluka parah dan menewaskan salah satu saudaranya. Mostafa dievakuasi ke Mesir beberapa minggu kemudian ketika rumah sakit yang merawatnya dikepung oleh tentara Israel.
Saat ini, Mostafa tumbuh menjadi bayi ceria dengan pipi tembam, meskipun ia harus menghadapi masa depan yang sulit. Ibunya dan saudara laki-lakinya yang lain tewas dalam serangan terpisah, dan Mostafa akan memerlukan serangkaian operasi mata seiring pertumbuhannya. dilansir dari the japan news (24/08/2024)
“Saya tidak tahu harus berkata apa kepadanya saat ia dewasa nanti,” kata nenek sekaligus walinya, Amna Abd Rabou yang berusia 40 tahun, yang diizinkan pergi ke Mesir pada bulan April untuk merawatnya. Ia dan Mostafa terbang ke Malaysia minggu lalu untuk menjalani operasi yang dijadwalkan pada hari Senin.
Kisah Mostafa mencerminkan penderitaan banyak keluarga di Gaza yang hancur akibat serangan israel. Banyak anak-anak Palestina seperti Mostafa harus dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis, sementara ribuan lainnya masih menderita akibat cedera dan kurangnya akses ke layanan kesehatan.
UNICEF dan organisasi kemanusiaan lainnya menyerukan lebih banyak evakuasi medis untuk menyelamatkan nyawa anak-anak dan memperbaiki masa depan mereka. Namun, mereka menekankan bahwa gencatan senjata adalah satu-satunya cara untuk menghentikan penderitaan yang sedang berlangsung.
Kisah Mostafa juga mencerminkan situasi di Gaza, di mana lebih dari 12.000 anak terluka dalam konflik ini. Sebagian besar tidak diizinkan meninggalkan Gaza dan menghadapi risiko kesehatan yang serius. Meskipun militer Israel mengklaim berusaha menghindari korban sipil, serangan terus berlanjut, menimbulkan dampak yang menghancurkan pada kehidupan anak-anak dan keluarga di wilayah tersebut.