Gaza: serangan udara baru dilaporkan terjadi di wilayah tengah dan selatan, seiring meningkatnya konflik

Aulanews.id – Dalam laporan terbaru dari Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, tempat para korban dirawat, pejabat bantuan PBB Scott Anderson melaporkan telah menyaksikan “beberapa kejadian paling mengerikan” yang pernah dialaminya selama sembilan bulan di Gaza.

“Karena tidak cukupnya tempat tidur, peralatan kebersihan, seprai, atau kain pembersih, banyak pasien dirawat di tanah tanpa disinfektan, sistem ventilasi dimatikan karena kekurangan listrik dan bahan bakar, dan udara dipenuhi bau darah.,” kata Bapak Anderson, Wakil Koordinator Kemanusiaan dan Direktur Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Gaza.

Tertinggal di lantai rumah sakitFasilitas yang kewalahan itu menerima lebih dari 100 kasus parah dalam satu hari, pejabat UNRWA melanjutkan.Saya melihat balita yang diamputasi kedua kakinya, anak-anak yang lumpuh dan tidak dapat menerima pengobatan, dan anak-anak lain yang terpisah dari orang tua mereka.,” kata Anderson, seraya menambahkan bahwa para orang tua telah pindah ke “zona kemanusiaan” Al Mawasi, dengan harapan anak-anak mereka akan aman di sana.

Baca Juga:  PBB mendengarkan kesaksian mantan tentara anak mengenai kenyataan brutal perang

Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah menargetkan seorang komandan militer Hamas di Al Mawasi, yang terletak di sebelah barat kota Khan Younis, di tepi pantai. Daerah berpasir dan tepi laut itu kini menjadi rumah bagi ratusan ribu orang, termasuk banyak orang yang dipaksa pindah dari Rafah di Gaza paling selatan pada awal Mei menjelang penyerbuan oleh pasukan Israel.

Permusuhan yang kembali terjadi pada hari Senin di Rafah dan Gaza bagian tengah menyusul laporan media tentang serangan lain terhadap sekolah UNRWA yang diubah menjadi tempat penampungan pada hari Minggu di kamp pengungsi Nuseirat. Setidaknya 17 orang diyakini tewas dalam serangan di sekolah tersebut, menurut otoritas setempat.

Aulanews.id – Para peneliti dari Universitas Indiana berhasil menemukan cara untuk memprediksi fenomena “avulsi sungai,” yakni peristiwa ketika sungai secara tiba-tiba mengubah arah alirannya. Studi yang dipublikasikan di jurnal Nature ini...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist