Tim bola basket putra pelajar Indonesia menunjukkan progres dalam ASEAN Schools Games (ASG) 2024 di Da Nang, Vietnam. Meskipun gagal mendulang kemenangan dalam laga melawan tim Filipina pada Minggu (2/6) di Court of Sport Center, The University of Da Nang.
Tim bola basket putra pelajar Indonesia menunjukkan progres dalam ASEAN Schools Games (ASG) 2024 di Da Nang, Vietnam. Meskipun gagal mendulang kemenangan dalam laga melawan tim Filipina pada Minggu (2/6) di Court of Sport Center, The University of Da Nang.(foto:putra/kemenpora.go.id)
Da Nang: Tim bola basket putra pelajar Indonesia menunjukkan progres dalam ASEAN Schools Games (ASG) 2024 di Da Nang, Vietnam. Meskipun gagal mendulang kemenangan dalam laga melawan tim Filipina pada Minggu (2/6) di Court of Sport Center, The University of Da Nang.
Hal tersebut disampaikan pelatih Rifky Antolyon. Meski Indonesia kalah, dia bangga dengan penampilan anak asuhnya yang menunjukkan progres luar biasa.
Diketahui, laga melawan Filipina yang berujung skor 57-65 merupakan pertandingan kedua di fase penyisihan Grup A. Sementara pada pertandingan perdana, Cliffton Wijaya dan kawan-kawan menang besar tatkala bersua Laos 128-45.
“Secara keseluruhan anak-anak bermain cukup kompak. Saya ucapkan terima kasih kepada para pemain yang telah berjuang,” ujar Rifky.
Dalam jalannya laga tim Indonesia sempat unggul di menit-menit terakhir kuarter kedua 25-24. Sayang Filipina mampu kembali menguasai keadaan dan terus melaju hingga kuarter kedua ditutupnya dengan kemenangan 28-25.
Pada kuarter ketiga, Indonesia kembali unggul 40-39. Namun Filipina kembali mendapatkan momentumnya untuk membalikkan keadaan sekaligus mengakhiri laga dengan skor 65-57.
Dijelaskan, Filipina yang biasa unggul dengan selisih puluhan poin atas Indonesia kini hanya beberapa angka saja. Justru pada ASG edisi ke-11 tahun 2019 silam, Indonesia pernah kalah dengan skor 51-100.
Karena itu dengan berkurangnya selisih poin di akhir pertandingan kali ini, bisa disimpulkan ada perkembangan bola basket Indonesia luar biasa. Apalagi di sepanjang pertandingan para pemain juga menunjukkan perjuangan yang ekstra.
“Anak-anak tampaknya bermain agak beban dan di akhir kuarter empat saat kita tertinggal beberapa poin, anak-anak bermain terburu-buru dan secara individu, tidak menggunakan sistem. Padahal saat kuarter satu hingga tiga mereka bermain dengan sistem secara tim dan berdampak signifikan terhadap pertahanan lawan dan poin yang kita ciptakan,” terang Rifky.