Aulanews.id, Mekah – Sajariyah, Jemaah haji tuna netra asal Parepare berbahagia sekali bisa berhaji setelah menunggu 14 tahun. Bahkan, wanita berusia 65 tahun itu mengaku tak ingin berbelanja selama di Mekah.
”Senang sekali di Makkah, enak di sini. Saya di sini tak mau belanja, ingin ibadah terus,” ujarnya Selasa (28/5/2024).
Sajariyah mengaku hanya bermodal keinginan dan niat. Tuhan, kata dia, tahu kalau dirinya tak punya uang. Beruntung, Sajariyah dikelilingi oleh orang-orang yang luar biasa. Berkat bantuan sang adik dan keluarganya, ia bisa mendaftar tahun 2010. Selama masa menunggu itu, Sajariyah pun terus memperbaiki kualitas ibadahnya. Ia menjalani puasa Daud. Salat tahajud pun tak pernah luput.
Setelah sampai di Makkah, Sajariyah pun ingin membalas semua kebaikan orang yang pernah menolongnya. ”Saya mendoakan semua muslim di Indonesia sehat. Semuanya bisa berkunjung ke sini,” ujarnya.
Ada satu yang masih menjadi keinginan Sajariyah. Ia ingin mencium Hajar Aswad. Sajariyah yakin bisa melakukannya karena mampu merampungkan Thawaf tanpa bantuan kursi roda. Bahkan, ia melakukannya di Matof atau tempat Thawaf utama.
Namun, keinginan itu rasanya akan sulit dicapai. Kepala Daerah Kerja Makkah, Khalilurrahman meminta Sajariyah tak memaksakan diri untuk mencium Hajar Aswad. Selain karena bukan ibadah wajib, kepadatan jemaah akan menimbulkan risiko tinggi.
Meski begitu, dia mengapresiasi semangat dan kemandirian Sajariyah. Tak semua orang, kata dia, bisa seperti Sajariyah. ”Saya sangat senang melihat semangat beliau, luar biasa,” ujarnya.
Semantara itu, Hafida Jufri, petugas kesehatan haji, yang mendampingi Sajariyah mengamini kemandirian perempuan itu. Keterbatasan yang ada tak membuatnya pasrah. Semangatnya untuk berhaji, kata Hafida, luar biasa. “Dia gak ada penyakit bawaan. Saya input di Siskohatkes, dia hanya bawa vitamin Enervon C dan minyak kayu putih, gak ada obat lain,” ujar Mufida.
Bahkan, selama di Madinah, Sajariyah selalu melaksanakan salat di masjid Nabawi. “Beliau ini salat Arbainnya bahkan penuh saat di Madinah,” ujarnya. Salat Arbain sendiri adalah ibadah salat wajib 40 waktu tanpa terputus di Masjid Nabawi.
Ibadah itu bisa dilakukannya karena letak hotelnya dekat dengan masjid. Sebenarnya, saat di Makkah dia juga punya niatan untuk selalu salat ke Hasjidil Haram. Lantaran jaraknya jauh, ia disarankan tetap salat di musala hotel.
Ia juga cukup mandiri. Bahkan, sejak berangkat, ia tidak ditemani pendamping khusus. Sajariah, kata Hafida, daftar haji sejak 2010. Ia Dibiayai adik dan keluarganya. Sebagai balasan, Sajariyah bahkan sudah menyiapkan oleh-oleh untuk keluarganya di Tanah Air. ”Beliau juga mendoakan keluarganya bisa ke sini,” ujar Hufida.