Aulanews.id – Sekretaris Jenderal PBB menerima informasi terbaru pada hari Rabu dari Kantor Pengawasan Internal (OIOS), yang meluncurkan penyelidikan bulan lalu menyusul tuduhan bahwa segelintir pegawai UNRWA terlibat dalam serangan Hamas pada bulan Oktober yang menyebabkan hampir 1.200 orang tewas di Israel dan 240 orang diculik. sandera.
Sejauh ini, para penyelidik telah meninjau informasi awal dari berbagai sumber, termasuk yang dirilis melalui media dan media publik lainnya, dan menghubungi Negara-negara Anggota terkait, untuk mendapatkan masukan tambahan, menurut pembaruan tersebut.
Di ibu kota Yordania, Amman, penyelidik mengunjungi markas besar UNRWA dan meninjau informasi awal yang diterima badan tersebut dari otoritas Israel. Penyidik juga mengkaji data teknologi informasi dan komunikasi, termasuk catatan email dan informasi kendaraan instansi.
Kerja sama sudah memadaiKerjasama dalam penyelidikan oleh Negara-negara Anggota sejauh ini sudah memadai, tambah Juru Bicara PBB.
“OIOS akan (terus) mencari dan menguatkan informasi tambahan dan membandingkan informasi yang diperoleh dengan materi yang dimiliki oleh otoritas Israel, yang diperkirakan akan diterima oleh OIOS dalam waktu dekat,” katanya.
Kantor investigasi internal utama PBB, OIOS, mulai bekerja pada tanggal 29 Januari, hari dimana Sekretaris Jenderal menugaskan unit tersebut untuk melakukan upaya ini, kata Dujarric.
Sejak Israel melontarkan tuduhan tersebut, UNRWA telah memecat staf yang dituduh dan meluncurkan tinjauan independennya sendiri, yang diperkirakan akan dipublikasikan pada akhir April.
Sambil menunggu penyelidikan, banyak donor besar telah menangguhkan pendanaan untuk UNRWA, yang beroperasi berdasarkan sumbangan sukarela, dan kepala badan tersebut Philippe Lazzarini mengatakan kurangnya dana telah berdampak pada upaya penyelamatan nyawa, khususnya bagi dua juta warga Palestina yang terjebak di Gaza yang dilanda perang, yang dilanda perang. berada di ambang kelaparan.
Benin bergabung dengan kekuatan dukungan multinasional HaitiBeralih ke situasi di Haiti yang dilanda kekacauan, Juru Bicara PBB mengatakan Benin adalah negara terbaru yang secara resmi mengkonfirmasi niatnya untuk menyumbangkan personel ke misi dukungan multinasional baru yang diamanatkan Dewan Keamanan di negara Karibia yang dilanda krisis.
Hingga saat ini, kontribusi sebesar $10,8 juta telah disetorkan ke Dana Perwalian Dukungan Keamanan Multinasional untuk menjalankan misi tersebut, katanya.