Aulanews.id – “Saya sedang minum kopi di rumah pagi ini di Kyiv, tetangga saya bersiap-siap untuk bekerja, anak-anak bersiap berangkat ke sekolah, ketika rumah kami mulai berguncang karena gelombang serangan udara di ibu kota Ukraina,” kata Denise Brown dalam sebuah pernyataan. penyataan.
Serangan tersebut merusak bangunan sipil di sebelah kantor PBB di Kyiv, katanya, seraya menambahkan bahwa rumah-rumah juga rusak dan warga sipil “yang berusaha melanjutkan hidup mereka meskipun terjadi perang kini dirawat di rumah sakit.”
Akhiri serangan ‘brutal’ Kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, juga diserang. Sekitar 30 bangunan tempat tinggal dilaporkan rusak dan enam orang tewas.
Ms Brown mengatakan tim PBB di lapangan melaporkan bahwa tim penyelamat berusaha menemukan orang-orang di bawah reruntuhan salah satu bangunan. Gelombang serangan udara juga menimbulkan kerugian dan kehancuran di Wilayah Dnipro.
“Serangan ini merupakan pengingat pahit akan kehancuran, penderitaan dan kesusahan yang disebabkan oleh invasi Rusia terhadap jutaan orang di Ukraina,” katanya. “Serangan brutal dan tanpa pandang bulu terhadap warga sipil harus dihentikan.”
UNHCR khawatir dengan lonjakan kematian warga Rohingya di laut Badan pengungsi PBB, UNHCR, pada hari Selasa menyerukan tindakan segera untuk mengatasi peningkatan dramatis kematian pengungsi Rohingya di laut.
Rohingya adalah komunitas mayoritas Muslim yang anggotanya melarikan diri dari gelombang penganiayaan di Myanmar ke negara tetangga Bangladesh. Banyak orang telah meninggalkan Bangladesh dan, pada tingkat lebih rendah, dari Myanmar, dalam beberapa bulan terakhir.
UNHCR mengatakan statistik mengungkapkan peningkatan jumlah orang yang dilaporkan meninggal atau hilang saat melakukan perjalanan perahu yang berisiko di Laut Andaman dan Teluk Benggala.
Sekitar 569 orang Rohingya dilaporkan meninggal atau hilang pada tahun 2023 – jumlah tertinggi sejak tahun 2014, ketika totalnya mencapai 730 orang, dan lebih banyak 200 orang dibandingkan tahun 2022.
Kebanyakan wanita dan anak-anak Selain itu, hampir 4.500 orang melakukan perjalanan laut yang mematikan pada tahun 2023, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Mayoritas dari mereka yang melakukan penyeberangan ini, sekitar 66 persen, adalah perempuan dan anak-anak.
Perkiraan menunjukkan bahwa satu orang Rohingya dilaporkan meninggal atau hilang dari setiap delapan orang yang mencoba melakukan perjalanan pada tahun 2023, menjadikan Laut Andaman dan Teluk Benggala sebagai salah satu perairan paling mematikan di dunia.