Jamu Racikan Ummi Salamah Tembus Pasar Ekspor

Aulanews.id – Ummi Salamah, warga Pamotan, Rembang, Jawa Tengah mulai merintis usaha jamu herbal dengan jenama Akar Jawi pada 2011 dengan membuat masker wajah untuk mengatasi jerawat pada mukanya.

Berbekal ilmu dan pengalaman meracik bahan alami saat masih kuliah Jurusan Farmasi Jamu di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, Ummi Salamah mencoba meracik masker untuk perawatan wajahnya.

“Pertama-tama saya buat untuk keperluan sendiri. Tapi ternyata teman dan tetangga banyak yang minat. Dari situ saya mulai buat lebih banyak untuk dijual. Bahkan sampai masuk supermarket di Yogyakarta,” kata Ummi Salamah dalam keterangannya.

Ummi Salamah mengungkapkan pada 2013 dia mengalami kendala perizinan, sehingga masker wajah produksinya tidak boleh dipasarkan di toko besar. Dari situ dia berinovasi membuat minuman berbahan rempah tradisional dengan modal Rp 200.000 saat itu. Resep minuman rempah tersebut diperoleh dari ibu mertua yang berprofesi sebagai penjual jamu, kemudian disesuaikan dengan selera “lidah” masyarakat Rembang.

Pada awalnya, Ummi Salamah menjalankan usaha Akar Jawi untuk mengisi waktu luang. Sampai pada 2020, dia mendapat informasi tentang RB Rembang dan memutuskan untuk bergabung. Dari langkah bergabung dengan RB Rembang tersebut, produk minuman rempah Akar Jawi diikutsertakan dalam pameran Tong Tong Fair di Belanda pada 2022 dan habis terjual. Usaha yang semakin berkembang telah mengerek omzet Akar Jawi 4 kali lipat lebih besar dari awal berdiri, atau tumbuh 300 persen. Kini Ummi Salamah bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta setiap bulannya.

Sementara itu Corporate Secretary PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) menyatakan pihaknya berkomitmen untuk terus melahirkan pengusaha sukses seperti Ummi Salamah, produsen jamu Akar Jawi yang mendapat pembinaan dan pendampingan Rumah BUMN (RB) yang dikelola PT Semen Gresik.

Aulanews.id – Koordinator Kemanusiaan untuk Wilayah Pendudukan Palestina, Muhannad Hadi, mengatakan bahwa kelangsungan hidup dua juta orang kini “bergantung pada keseimbangan”. Toko roti tutup dengan cepat karena kekurangan tepung atau...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist