Aulanews.id – Wakil Perdana Menteri Belanda Sigrid Kaag yang akan mengakhiri masa jabatannya akan memfasilitasi, mengoordinasikan, memantau dan memverifikasi kiriman bantuan ke daerah kantong yang sakit hati tersebut, sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan baru-baru ini.
Ia juga akan membentuk mekanisme untuk mempercepat pengiriman bantuan kemanusiaan melalui negara-negara yang bukan pihak dalam konflik.
Dia diharapkan mengambil tugas itu pada 8 Januari.
Pengalaman yang luasIbu Kaag memiliki banyak pengalaman di bidang politik, kemanusiaan dan pembangunan, serta diplomasi.
Baru-baru ini, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pertama dan Menteri Keuangan wanita pertama di pemerintahan Belanda sejak Januari 2022. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Kerjasama Pembangunan dari Oktober 2017 hingga Mei 2021, dan Menteri Luar Negeri hingga saat itu. September.
Prestasi lainnya termasuk terpilih sebagai pemimpin partai sosial liberal D66 pada September 2020, yang ia hasilkan dengan kemenangan dalam pemilu yang diadakan pada Maret berikutnya.
Ibu Kaag telah memegang berbagai posisi senior dalam sistem PBB. Dia menjabat sebagai Koordinator Khusus untuk Lebanon dari tahun 2015 hingga 2017, dan sebelumnya adalah Koordinator Khusus Misi Gabungan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) dan PBB di Suriah.
Jabatannya yang lain termasuk Asisten Sekretaris Jenderal Program Pembangunan PBB dari tahun 2010 hingga 2013, dan Direktur Regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara pada Dana Anak-anak PBB (UNICEF) dari tahun 2007 hingga 2010.
Sebelumnya, Ibu Kaag menjabat di beberapa posisi senior di UNICEF, Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), dan badan PBB yang membantu pengungsi Palestina, UNRWA.
Pada hari Jumat, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi 2070 yang, antara lain, menuntut pengiriman bantuan kemanusiaan segera, aman dan tanpa hambatan dalam skala besar langsung ke warga sipil Palestina di seluruh Jalur Gaza.
Resolusi tersebut meminta Sekretaris Jenderal untuk menunjuk seorang Koordinator Senior Kemanusiaan dan Rekonstruksi dan menyerukan pembentukan mekanisme PBB yang “cepat” untuk meningkatkan distribusi bantuan.
Pertempuran menghambat respons terhadap kolera di SudanKonflik di Sudan terus menghalangi upaya untuk merespons wabah kolera mematikan yang terus menyebar ke seluruh negeri, kata kantor urusan kemanusiaan PBB, OCHA, pada Selasa.
Jumlah kasus dugaan telah meningkat lebih dari 100 persen selama sebulan terakhir, dengan hampir 8.300 kasus dugaan dan lebih dari 200 kematian dilaporkan di sembilan negara bagian pada tanggal 23 Desember, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Sudan. Kesehatan.