Aulanews.id, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani bertemu dengan Paus Fransiskus di Vatikan. Puan disambut pemimpin Gereja Katolik itu saat datang bersama dengan Presiden ke-5 RI sekaligus ibundanya, Megawati Soekarnoputri.
Dalam keterangan tertulisnya yang diperoleh Parlementaria, Puan berbicara dengan Paus Fransiskus soal hubungan Indonesia dengan Vatikan yang sudah terjalin cukup erat sejak zaman Presiden pertama RI, Soekarno. Indonesia dan Vatikan selama ini selalu saling mendukung dalam upaya menjaga kerukunan umat beragama.
“Saya sebagai cucu Presiden Soekarno, bersama Ibu saya, Ibu Megawati Soekarnoputri, mewakili keluarga mengucapkan terimakasih kepada Vatikan yang sudah 3 kali memberi bintang kepada Presiden Soekarno di tahun 1956, 1959, dan 1964,” kata Puan di Vatikan.
Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR ini pun menyinggung soal Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan serta gotong royong. Puan mengatakan, Pancasila-lah yang mengikis perbedaan dan menguatkan kerukunan antar agama di tanah air.
“Sebagai salah satu negara muslim terbesar, kita Indonesia terus mengutamakan kerukunan antar umat beragama dan Paus Fransiskus menyampaikan bahwa hal itu harus terus dilakukan agar toleransi antar agama terus dijaga agar perdamaian dunia bisa bisa tercipta,” jelasnya.
“Sebagai salah satu negara muslim terbesar, kita Indonesia terus mengutamakan kerukunan antar umat beragama dan Paus Fransiskus menyampaikan bahwa hal itu harus terus,”
Puan berharap, pertemuannya bersama Megawati dengan Paus Fransiskus dapat semakin menguatkan kerja sama antara Indonesia dan Vatikan. Khususnya dalam isu perdamaian dunia dengan memperbesar rasa persaudaraan, terutama dalam menghadapi krisis kemanusiaan dan perang yang telah merenggut banyak korban jiwa.
“Paus Fransiskus juga tadi menyampaikan pesan agar sesama umat manusia harus menjaga perdamaian dan kerukunan umat beragama untuk dunia saat sekarang dan di masa depan harus tetap menjaga perdamaian,” ungkap Puan.
“Indonesia dan Vatikan harus menjadi pendorong positif perdamaian di dunia, penyelesaian perang dan konflik di berbagai wilayah dunia,” sambung mantan Menko PMK itu.
Pada isu perdamaian dunia ini, Puan lantas berbicara mengenai konflik antara Israel dan Palestina yang masih terjadi di Jalur Gaza. Ia mengajak Vatikan untuk bersama Indonesia mendorong terciptanya perdamaian di wilayah tersebut.
“Saya mengajak Vatikan untuk mendorong implementasi segera gencatan senjata di Gaza, dan diberikannya segera akses bagi bantuan kemanusiaan. Selain itu akar permasalahan perlu diselesaikan yaitu memberi kemerdekaan penuh Palestina. Kita juga perlu mendorong implementasi solusi dua negara (two state solution),” papar Puan.
Di akhir pertemuan, Puan mendapat sebuah hadiah istimewa dari Paus Fransiskus berupa buku karangannya sendiri. Buku Paus Fransiskus tersebut menceritakan tentang pentingnya menerapkan kerukunan antar umat beragama.
“Saya juga tadi dapat buku, hampir mirip dengan ideologi kita Pancasila yang mengedepankan toleransi dan kerukunan antar umat beragama. Tadi juga ditandatangani langsung oleh Paus Fransiskus,” terang Puan.
Dalam pertemuan dengan Paus Fransiskus di Vatikan, Senin (18/12/2023), Puan bersama Megawati didampingi oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, serta Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Takhta Suci Vatikan, Michael Trias Kincahyono.
Turut hadir pula, staf Penasehat pada Dewan Kepausan untuk Dialog Antar Umat Beragama (Pontifical Council for Interreligious Dialogue atau PCID), Pastor Markus yang berasal dari Indonesia. Di Vatikan, Pastor Markus sendiri bertugas untuk Desk Dialog Katolik-Islam di Asia dan Pasifik.
Pastor Markus merupakan orang Indonesia pertama di Kuria Tahta Suci Vatikan. Selain menangani Desk Islam di Asia dan Pasifik, Pastor Markus juga dipercaya sebagai Wakil Presiden Yayasan Nostra Aetate yang bertugas untuk memajukan Pendidikan Perdamaian dan Pembentukan Duta-duta Perdamaian dari berbagai agama non-Kristiani bertempat di kota Roma dan Vatikan. (bia/aha)