Aulanews.id – Pemungutan suara atau Pemilu Serentak Tahun 2024 untuk memilih presiden serta anggota legislatif (DPR) akan digelar pada 14 Februaru 2024 mendatang. Dan sebagaimana dilansir dari muhammadiyah.or.id pada Selasa (28/11/2023), Muhammadiyah mengatakan telah memposisikan diri dalam Pemilu Serentak 2024 untuk netral dan aktif.
Muhammadiyah mendorong peran politik kebangsaan, bukan politik praktis atau politik kepartaian, serta membebaskan masyarakat dan persyarikatan untuk memilih sesuai hati nurani. Muhammadiyah bahkan mendukung kader-kader yang potensial untuk terjun menjadi politisi dan berpartisipasi aktif sebagai calon legislatif atau caleg.
“Ini supaya Muhammadiyah tidak terlalu banyak bicara politik. Biarlah politisi yang bicara politik. Karena kalau kami bicara politik, maka maa al-farqu baina (apa bedanya) kiai dengan politisi?” kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.
Pernyataan dan seruan tersebut ia sampaikan dalam tabligh akbar di Dusun Dermo, Gresik, Jawa Timur, pada Ahad (26/11/2023). Ia kemudian menyebut jika Muhammadiyah mendorong kadernya untuk aktif dalam ranah politik, termasuk dalam berperan aktif ke berbagai institusi dan lembaga negara agar pesan dakwah dan nilai-nilai kebangsaan Muhammadiyah dapat tersampaikan.
Maka dari itu, Mu’ti menyerukan agar warga Persyarikatan juga ikut mendukung kader-kader Muhammadiyah yang terjun di bidang politik, apapun partainya. Ia juga menyampaikan agar masyarakat Muhammadiyah aktif menggunakan haknya sebagai warga negara Indonesia dengan tidak melakukan golput. “Dalam kaitan ini, jangan golput. Kalau golput, itu artinya bapak ibu menggunakan hukum ijma’ sukuti. Tidak ikut berpendapat, tapi ikut pendapat mereka yang menentukan pilihan,” ucapnya.