Aulanews.id – Pasien paling rentan di Rumah Sakit al-Shifa – puluhan bayi lahir prematur dalam kondisi kritis – telah dievakuasi ke selatan Jalur Gaza.
Dari 39 bayi yang ditinggalkan tanpa inkubator ketika Rumah Sakit al-Shifa kekurangan bahan bakar dan pasokan medis setelah pasukan Israel melakukan penggerebekan pada Rabu (15/11/2023), 31 bayi berhasil keluar.
Direktur Jenderal rumah sakit di Gaza, Mohammed Zaqout mengatakan kepada wartawan bahwa 31 bayi prematur di Rumah Sakit al-Shifa telah dievakuasi bersama dengan 3 dokter dan 2 perawat. Persiapan sedang dilakukan bagi mereka untuk memasuki Mesir.
Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera melaporkan dari rumah sakit Nasser di Gaza selatan bahwa bayi-bayi tersebut sedang dalam perjalanan ke rumah sakit di Gaza selatan dengan 6 ambulan yang disediakan oleh Save the Children Foundation.
Pasukan Israel memerintahkan para dokter, pasien, dan pengungsi di Rumah Sakit al-Shifa Gaza untuk mengevakuasi kompleks medis, memaksa beberapa orang untuk pergi dengan todongan senjata, kata dokter dan pejabat Palestina kepada Al Jazeera pada Sabtu (18/11/2023).
Tim Organisasi Kesehatan Dunia yang mengunjungi rumah sakit tersebut pada hari Sabtu melaporkan bahwa masih ada ratusan pasien di sana, termasuk banyak pasien yang berada dalam kondisi sangat kritis, pasien trauma dengan luka infeksi parah, dan lainnya dengan cedera tulang belakang yang tidak dapat bergerak.
“Pasien dan staf kesehatan yang mereka ajak bicara sangat ketakutan akan keselamatan dan kesehatan mereka, dan memohon untuk dievakuasi,” kata badan tersebut menggambarkan al-Shifa sebagai zona kematian, sebagaimana dilansir dari Al Jazeera, Minggu (19/11/2023) waktu setempat.