Aulanews.id – Sebagai filmmaker, perlu untuk memanfaatkan segala hal yang tersedia dalam pembuatan film baik dalam segi pencahayaan, teknik suara, dan perlengkapan pendukung lainnya. Dari sekian aspek yang ada, warna merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembuatan sebuah film.
Penggunaan warna tersebut tidak terbatas mengenai gradasi warna, koreksi warna, atau bahkan kualitas warna pada kamera. Hal ini tentang desain produksi di mana warna adalah bentuk representasi suasana dari karakter dalam film.
Ini merupakan cara halus untuk membuat sebuah pemandangan beresonansi secara emosional, tidak ada cara yang lebih baik selain memilih warna yang terkait dengan emosi yang ingin dibangkitkan dalam sebuah karya film.
Dilansir dari nofilmschool.com, berikut adalah makna psikologis dari warna – warna yang digunakan dalam karya film.
Panduan mewarnai dalam film
Psikologi warna dalam film merupakan penggunaan warna secara strategis untuk membangkitkan respons emosional dan psikologis tertentu dari penonton.
Pembuat film menggunakan pilihan warna untuk meningkatkan penceritaan, mengembangkan karakter, dan menciptakan suasana yang mendalam. Setiap warna membawa asosiasi dan konotasinya sendiri sehingga memengaruhi persepsi dan perasaan orang yang melihatnya.
Dengan menerapkan psikologi warna, pembuat film memanfaatkan reaksi bawah sadar penonton, sehingga mengintensifkan dampak adegan dan narasi.
Baik melalui penggunaan bayangan yang mengganggu, warna-warna cerah dari latar romantis, atau skema monokromatik dari masa depan distopia, psikologi warna memperkuat resonansi emosional konten film dan TV sehingga memperkaya pengalaman menonton secara keseluruhan.
Arti Setiap Warna dalam Pembuatan Film
Teori warna adalah elemen penting dalam dunia film karena memainkan peran penting dalam menyampaikan emosi, mengatur suasana hati, dan meningkatkan penceritaan.
Berikut beberapa contoh penggunaan teori warna dalam film:
The Matrix (1999): Film ini menggunakan palet warna berbeda, didominasi warna hijau, untuk menciptakan suasana dunia lain dan futuristik. Warna hijau melambangkan realitas virtual dari Matrix itu sendiri, yang membedakannya dari dunia nyata.
The Great Gatsby (2013): Adaptasi novel F. Scott Fitzgerald ini menggunakan warna-warna cerah dan kaya untuk menangkap kemewahan Roaring Twenties. Penggunaan warna emas cerah dan hijau menyoroti kemewahan pada periode tersebut, sementara warna biru dan abu-abu yang lebih muram mencerminkan tema mendasar dari kekecewaan dan kelebihan.