Aulanews.id, Gaza – Israel membombardir kamp pengungsi Palestina terbesar di Gaza Utara, Jabalia, Selasa (31/10/2023) malam.
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan sedikitnya 50 orang tewas dan 150 orang lainnya terluka akibat gempuran Israel tersebut.
Bahkan, Kementerian itu memprediksi jumlah korban masih bisa bertambah lantaran para petugas medis masih menyisir reruntuhan bangunan.
Orang-orang terlihat langsung berhamburan dan berkerumun mendekati kamp Jabalia yang sudah hancur untuk menolong dan mencari korban selamat.
Salah satu pengungsi yang selamat dari serangan, Ragheb, menggambarkan bombardir Israel itu seperti gempa bumi.
Ia mengungkapkan kengerian melihat “rumah-rumah terkubur di bawah reruntuhan hingga potongan tubuh para korban tewas dan terluka banyak berhamburan di tanah begitu saja.
Jabalia, kamp pengungsi seluas 1,4 kilometer persegi atau seukuran Hyde Park di London, menjadi rumah bagi setidaknya 116 ribu warga Palestina untuk berlindung sejak perang antara Hamas vs Israel kembali pecah pada 7 Oktober lalu.
Serangan ke kamp Jabalia ini terjadi setelah milisi Hamas dan pasukan Israel bertempur sengit seharian di utara Gaza. Israel mempercepat operasi daratnya untuk “menghancurkan” Hamas.
Di sisi lain, militer Israel berdalih serangan ke kamp Jabalia itu diperlukan demi memberangus milisi Hamas.
Tel Aviv meyakini Hamas memiliki infrastruktur militer bawah tanah di balik bangunan-bangunan tempat pengungsian Jabalia ini.
Militer Israel bahkan mengklaim gempurannya itu berhasil membunuh seorang komandan Hamas yang terlibat serangan dadakan ke negaranya pada 7 Oktober lalu.