Aulanews.id, Oslo – Perdana Menteri (PM) Norwegia, Jonas Gahr Store mengatakan bahwa serangan balasan Israel di Gaza, Palestina, sudah kelewatan dan melanggar hukum perang.
Store mengecam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa. Selain menewaskan lebih dari 1.400 orang, lebih dari 230 orang lainnya diculik.
Namun, kata Store, respons tidak proporsional militer Israel sudah menimbulkan situasi “bencana kemanusiaan” di Gaza. Sudah lebih dari 8.000 orang tewas sejak serangan balasan Israel dimulai tiga pekan lalu.
“Hukum internasional menetapkan bahwa (respons) harus proporsional. Warga sipil harus diperhitungkan, dan hukum humaniter sangat jelas mengenai hal ini. Saya pikir batas ini telah terlampaui,” kata PM Store kepada radio NRK, Senin (30/10/2023).
“Hampir setengah dari ribuan orang yang terbunuh adalah anak-anak,” ujarnya, merujuk pada ribuan korban tewas di Gaza.
“Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri, dan saya menyadari bahwa sangat sulit untuk mempertahankan diri dari serangan dari wilayah padat penduduk seperti Gaza,” kata Store.
“Roket masih ditembakkan dari Gaza ke Israel, dan kami mengutuk hal ini,” ujarnya.
Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide mengatakan di saluran TV2 Norwegia bahwa negaranya siap memikul tanggung jawab dalam perundingan perdamaian Timur Tengah.
“Norwegia siap jika diminta,” ujarnya. Norwegia pernah terlibat dalam negosiasi rahasia yang mengarah pada Perjanjian Oslo antara Israel dan Palestina pada tahun 1993.
Norwegia pada hari Jumat memberikan suara mendukung resolusi PBB yang tidak mengikat yang menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera, tahan lama, dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan”.