Aulanews.id – Menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024, berita bohong atau hoaks rentan terjadi. Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati ketika menerima suatu informasi atau berita.
Santi Indra Astuti, Perwakilan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan program Tular Nalar mengatakan bahwa ada dua kelompok pemilih yang rentan menjadi korban hoaks.
Kelompok pertama adalah pemilih pemula yang didominasi kaum muda dan kelompok kedua adalah pemilih lansia.
Pemilih pemula rentan menjadi korban hoaks, jika mereka tidak terbiasa berpikir kritis dalam menerima informasi dan berita.
“Kaum muda belum berpengalaman dalam memilih dan tidak terbiasa berpikir kritis dalam menerima informasi. Hal ini menyebabkan mereka mudah disesatkan oleh berita-berita hoaks,” ucap Santi melansir dari Google Blog Indonesia.
Di sisi lain, lansia terbatas dalam menguasai teknologi masa kini, sehingga rentan pula terjebak dalam hoaks.
“Sedangkan para lansia mengalami keterbatasan dalam menguasai teknologi dan hambatan dalam mencerna informasi. Ini juga dapat menjadikan mereka korban hoaks dan ujaran kebencian,” ujarnya.
Santi menambahkan bahwa ada tips menangkal hoaks menjelang Pemilu 2024. Adapun cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan penyebaran hoaks, di antaranya sebagai berikut.
1. Menanamkan pola pikir kritis yang kuat agar lebih teliti dan bijak dalam mengambil keputusan kompleks.
2. Meningkatkan penginderaan hoaks dengan mempelajari 3 taktik manipulasi yang paling sering digunakan saat pemilu agar lebih peka terhadap adanya hoaks.
3. Periksa kembali berita mencurigakan di sejumlah situs media terpercaya dengan menggunakan kata kunci terkait untuk mendapatkan referensi pembanding yang lebih akurat.