Aulanews.id – Akhir-akhir ini muncul polemik seputar kandungan zat Bisfenol A (BPA) dalam galon isi ulang yang disebut dapat membahayakan kesehatan. Namun, banyak ahli kimia dan dokter yang mengatakan bahwa belum ada penelitian yang membuktikan kaitan BPA dengan penyakit tertentu.
Dokter spesialis penyakit dalam dan konsultan subspesialis di bidang endokrinologi, metabolisme, dan diabetes, dr. Laurentius Aswin Pramono, M Epid, SpDP-KEMD,
menjelaskan terkait fakta ilmiah zat BPA.
“Kita harus hati-hati pada pernyataan yang tidak menyertakan bukti-bukti valid. Dalam berbagai studi tentang BPA, paparan bahan kimia yang tidak kita konsumsi secara sengaja kecil sekali kemungkinan untuk mencapai kadar yang mengganggu kesehatan,” kata dr. Laurentius dalam keterangannya, Rabu (4/10/2023).
Menurutnya, jika partikel BPA tertelan dalam jumlah yang sangat kecil, maka secara otomatis, tubuh akan melakukan detoksifikasi atau mengurainya melalui liver atau hati, dan mensekresikannya melalui ginjal dan air keringat.
Adapun batas aman BPA menurut EFSA adalah 4 mikrogram per kilogram berat badan per hari. Sedangkan studi menunjukkan bahwa dalam air kemasan kemungkinan paparan BPA itu 0,01% atau 1 per 10 ribu.
“Artinya, kita membutuhkan 10 ribu air atau galon dalam sekali waktu atau sekali telan untuk bisa mencapai kadar yang tidak aman. Itu sesuatu yang mustahil dan tidak mungkin tercapai,” ujarnya.
Di sosial media juga beredar isu bahwa air kemasan galon isi ulang dapat menyebabkan kemandulan atau infertilitas dan gangguan metabolisme. Hal ini dibantah oleh dr. Laurentius Aswin.
Menurutnya, penyakit-penyakit tersebut memiliki banyak penyebab, tidak karena satu efek saja. Lagi pula sangat kecil kemungkinan gangguan infertilitas dan metabolisme disebabkan oleh paparan zat kimia.
