Mengulik Fakta Soal Matinya Batang Otak

Aulanews.id – Beberapa saat lalu, masyarakat dihebohkan dengan pemberitaan tentang seorang bocah di Bekasi yang mengalami brainstem atau mati batang otak setelah operasi amandel.

Karena hal tersebut, kini anak tersebut harus ditopang dan bergantung pada peralatan medis.

Saat ini, kematian otak tidak dapat disembuhkan dengan obat atau terapi apa pun.

Hanya waktu dan keajaiban yang dapat membuktikan apakah pasien mati otak akan bertahan dan sadar kembali atau tidak ada kemajuan.

1. Mengalami Kematian Sewaktu-waktu

Saat mengalami kematian otak, seluruh aktivitas organ tubuh hampir berhenti, tidak ada respons sekecil apa pun, dan risiko kesadaran sangat rendah bahkan hampir tidak ada. Meski begitu penderita bisa bertahan dengan bantuan berbagai alat.

Namun, jika salah satu alatnya dilepas, pasien mati otak akan meninggal karena satu-satunya penopang hidupnya hilang.

Hal ini karena alat tersebut menggantikan kinerja saraf yang berhenti total.

2. Tidak Dapat Merespons Apa Pun

Meskipun hanya dengan gerak mata, pupil, isyarat jari pasien mati otak sama sekali tidak dapat merespons.

Dokter biasanya memberikan rangsangan cahaya ke mata untuk memeriksa apakah saraf masih berfungsi atau tidak.

3. Denyut Jantung Lemah Nyaris Tidak Ada

Sulit dan tidak dapat bernapas secara normal juga dialami oleh pasien mati otak, biasanya akan ditunjang dengan alat oksigen dan pacemaker.

4. Risiko Kesadaran Rendah Bahkan Tidak Ada

Hanya waktu dan keajaiban yang dapat menentukan apakah pasien mati otak dapat sadar atau bahkan tidak tertolong sama sekali.

Tenaga medis pun tidak dapat berbuat banyak dalam menyelamatkan pasien.

Paul Bissonnette — mantan pemain hoki es Arizona Coyotes yang juga dikenal dengan julukan “Biz” — diserang di sebuah bar di Scottsdale, Arizona. Bissonnette, 39, memecah kebisuannya tentang pertarungan tersebut...

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist