Aulanews.id – Cendekiawan Muslim Indonesia Profesor Muhammad Quraish Shihab menjelaskan prinsip agama dalam mengendalikan kekuasaan. Menurutnya, kekuasaan yang diraih lewat kecurangan bisa menjadi bumerang bagi yang menjalaninya. “Saya percaya bahwa ketika seseorang meminta jabatan dan berusaha meraihnya apalagi tanpa jalur yang benar, Tuhan akan membiarkannya sendiri. Tetapi, siapa yang tidak memintanya dan menerimanya karena merasa wajar untuk menerimanya maka Tuhan akan membantunya,” kata Prof Quraish dalam video YouTube Daniel Mananta Network berjudul Cara Handling Materi & Kuasa Menurut Abi Quraish Shihab.
Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) itu meyakini bahwa kekuasaan sebagai titipan itu tak perlu diminta atau dikejar. Sebab, kekuasaan tidak hanya dititipkan pada orang-orang bijak, tetapi diberikan juga pada orang-orang yang tidak jujur. “Power itu bersumber dari Tuhan sekalipun power yang muncul dari orang-orang durhaka. Jangan sangka bahwa power dari orang-orang durhaka bukan bersumber dari Tuhan. Tidak ada yang terjadi di alam raya ini kecuali atas izin Tuhan,” jelas mufasir jebolan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir itu.
Menurut Prof Quraish, kekuasaan yang diberikan adalah bahan ajar bagi manusia dalam mengendalikan sikapnya. Karenanya, manusia selalu diingatkan untuk selalu bersahaja dan tidak congkak ketika sedang dititipkan kekuasaan.
“Ketika Tuhan memberikan power kepada orang yang berkuasa, Dia ingin yang bersangkutan belajar. Tuhan bisa mencabut kekuasaan/power seseorang kapanpun dengan paksa, dan menjadikan itu pelajaran bagi manusia,” tutur tokoh kelahiran Rappang, 16 Februari 1944 itu.
“Dan itu banyak tertulis dalam catatan sejarah,” imbuh penulis Tafsir Al Misbah itu.(Vin)