Aulanews.id – Kita tidak bisa bayangkan andai negeri ini tidak ada Madin dan Pondok Pesantren. Negeri Indonesia dengan dua belas ribu pulau lebih dan dengan bahasa yang mencapai tujuh ratus lebih, namun masih bisa bersatu dalam negara Kesatuan Republik Indonesia.
Hal tersebut karena Madin dan Pondok Pesantren mengajarkan Islam rahmatal lil alamin. Sehingga bisa berdampingan dengan sesama walaupun dengan suku dan bahasa yang berbeda. Demikian disampaikan H Lukman Hakim, M.Si selaku Ketua Umum DPP FKDT saat memberikan sambutan pada Pembukaan Muscab FKDT Kab Kendal di SMK Ma’ arif 06 NU Mualimin Weleri.
Oleh karena itu mestinya bangsa ini harus berterima kasih kepada lembaga pendidikan MDT dan Pesantren yang mengajarkan semangat moderasi beragama dalam kehidupan berbangsa. Pembelajaran di MDT mencerminkan Islam yang ramah dengan menjujung tinggi akhalakul karimah atau yang disebut dengan pendidikan karakter.
Namun sayangnya, lanjut Wakil Sekjen PBNU, tidak semua komponen bangsa khususnya para pengambil kebijakan negara memahami peran MDT dan Pondok Pesantren kepada bangsa. Sehingga di beberapa belahan daerah masih banyak guru Madin yang tidak mendapatkan perhatian dan apresiasi dari pemerintah setempat. Oleh karena itu menghadapi tahun politik sebagai guru Madin tidak boleh alergi politik. Kita harus memilih wakil rakyat dan pemimpin yang berpihak untuk Madin.
Lukman Hakim kembali menegaskan terkait dengan peran MDT ” kita bisa melihat di Timur Tengah seperti Afganistan dengan Islam yang menjadi dasar negara. Akan tetapi kehidupan setiap harinya tidak terjadi kenyamanan dan ketentraman. bom meledak dan peperangan menjadi pemandangan setiap hari. Sehingga orang beribadah di masjidpun tidak merasa aman dan tenang. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus mengapresiasi kehadiran MDT di tengah tengah masyarakat sebagai lembaga pendidikan yang memiliki peran dan kontribusi besar dalam mewujudkan bangsa yang damai, pungkas Caleg DPR RI Dapil Pemalang ,Pekalongan dan Batang.