Aulanews.id – Adalah tidak tepat jika memahami dunia tasawuf hanya berkutat pada urusan akhirat dan takut pada dunia. Hal itu diungkapkan Ketua Umum Majelis Sufi Dunia Habib Lutfi bin Ali bin Yahya saat penutupan World Sufi Assembly Conference 2023 atau Muktamar Sufi Internasional di Pekalongan, Kamis (31/8/2023).
Rais Aam Jami’iyyah Ahlith Thariqah Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) itu menjelaskan bahwa tasawuf adalah pembersih hati seperti halnya wudhu dan mandi yang membersihkan fisik. Tasawuf membersihkan hati dari penyakit hati seperti hasud, takabbur, dengki, dan penyakit senang melihat orang susah dan susah melihat orang senang. “Mungkin senang kalau melihat negara ini pecah belah, rakyat tidak akur, ramai, dan gembira sekali. Ini penyakit-penyakit hati yang sangat mengerikan,” tegasnya
Dengan tasawuf semua penyakit hati ini dibersihkan dengan kalimah tauhid yang kemudian akan terpancar pancaran cahaya Ilahi. Pancaran tersebut jelas Habib Luthfi, tidak hanya dalam hati saja namun akan mewarnai pola pikir dan akal yang memberikan manfaat bukan hanya pada diri sendiri namun juga orang lain.
“Bukan waktunya lagi kita berbicara khilafiyah, kita tertinggal karena masalah-masalah itu,” katanya pada Konferensi Ke-4 Sufi Internasional yang menghadirkan lebih dari 70 tokoh dari berbagai belahan dunia ini.
Terlebih lanjut Habib Luthfi, Bangsa Indonesia akan menggelar pesta demokrasi pemilihan umum yang para ulama-ulama tasawuf harus mampu menjadi pemersatu umat, dan bangsa, menumbuhkan cinta kepada bangsa dan tanah air, serta menjadi tauladan yang baik.
“Inilah orang ahli tarekat, inilah ahli tasawuf yang bisa mewarnai bagaimana pembangunan umat, pembangunan bangsa, sehingga ketahanan nasional di setiap negara di dunia ini disponsori oleh tokoh-tokoh ahli tasawuf,” ungkapnya di Sahid Convention Center, Pekalongan, Jawa Tengah.(Mat/Vin)