Aulanews.id – Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan santri memiliki tanggungjawab moral untuk menyebarkan budaya digital yang sesuai dengan ajaran agama. “Rekan-rekan di sini belajar soal agama jauh lebih dalam ketimbang mereka yang tidak belajar secara khusus di pondok atau di madrasah ataupun di tempat lain. Karena itu ada semacam tanggung jawab moral yang lebih besar juga untuk menyebarkan yang namanya digital culture yang sesuai dengan ajaran agama,” kata Nezar dalam acara Literasi Digital Santri Milenial di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (26/8/2023).
Menurut Nezar, saat ini banyak pengguna media sosial tidak lagi memperhatikan norma kesopanan dan adab dalam mengungkapkan pendapat. Oleh karena itu, Ia mendorong agar para santri berkontribusi mengembangkan budaya digital sesuai norma di Indonesia.
Selain itu, lanjutnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi juga meminta santri yang mencintai bangsa Indonesia untuk terus menggelorakan semangat kebangsaan saat berinteraksi dalam platform digital. Hal itu lantaran banyaknya permasalahan yang timbul di platform digital, termasuk gerakangerakan anti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Ada banyak masalah di sana, rekrutmen untuk gerakan-gerakan yang anti-NKRI misalnya, itu juga menggunakan platform digital,” kata Nezar,
Lebih lanjut, Nezar meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menerima informasi yang beredar di internet, apalagi menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024. Perkembangan teknologi kecerdasan buatan bisa menghasilkan konten-konten manipulasi yang bisa digunakan oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menyebarkan informasi yang keliru. “Terlebih perkembangan teknologi kecerdasan buatan akhir-akhir ini telah melahirkan konten deepfake yaitu video yang dibuat mirip seperti sosok tertentu padahal merupakan rekayasa digital,” tegasnya.(Vin)