Aulanews.id -Jakarta , Baru-baru ini Nahdlatul Ulama (NU) menggagas sebuah forum dialog yang melibatkan pemuka agama, cendikiawan, serta pemangku kebijakan. Forum tersebut adalah ASEAN Intercultural and Interreligious Dialogue Conference atau ASEAN IIDC di Jakarta pada Senin (07/08/2023) lalu.
Pengamat Hubungan Internasional Central China Normal University (CCNU), Ahmad Syaifuddin Zuhri, melihat forum yang mengumpulkan pemimpin agama, akademisi, dan tokoh masyarakat dari seluruh kawasan untuk berdiskusi dan merumuskan solusi atas isu-isu global yang melibatkan keragaman agama dan budaya sebagai agenda penting yang membawa dampak positif di Asia Tenggara.
“Pertemuan ASEAN IIDC yang digagas PBNU dan didukung pemerintah RI sangat penting sekali, yang tidak hanya dialog, PBNU bersama organisasi, lembaga negara dan stakeholders yang lain di ASEAN juga bisa mendorong pertemuan ini nantinya menjadi praktIk dan teladan global dalam praktek harmonisasi dengan latar belakang keanekaragaman budaya dan agama pada masyarakat ASEAN,” jabar Zuhri dilansir dari NU Online, Kamis (24/08/2023).
Ia melanjutkan, masyarakat di kawasan Asia Tenggara memiliki akar budaya yang serumpun, yang terhubung dari generasi ke generasi dan menjadi cermin dari kekayaan warisan sejarah dan keanekaragaman tradisi yang membentuk identitas kawasan ini.
Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta itu menambahkan, meskipun terdiri dari berbagai negara dengan etnis, bahasa, dan agama yang berbeda, kesamaan dalam nilai-nilai fundamental telah menjalin benang merah dalam budaya masyarakat ASEAN.