Aulanews.id – Habib Umar bin Hafidz beserta rombongan bertemu dengan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar beserta sejumlah jajaran pengurus syuriyah dan tanfidziyah PBNU. Pertemuan tersebut berlangsung di kediaman KH Miftachul Akhyar, di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Kedung Tarukan, Surabaya, Jawa Timur pada Rabu (23/8/2033) siang.
Dalam kesempatan tersebut, Habib Umar bin Hafidz mengungkapkan rasa syukurnya atas majelis tersebut. Ia menyampaikan terima kasih kepada KH Miftachul Akhyar selaku tuan rumah dan para ulama dari NU atas sambutannya yang baik.
Pengasuh Ma’had Darul Musthafa, Tarim, Yaman itu mengungkapkan, bahwa Ahlussunnah wal Jama’ah adalah ajaran Islam yang benar yang telah terwariskan selama berabad-abad lamanya dari generasi ke generasi. Manhaj tersebut juga yang menjadi pegangan al-sawâd al-a’zham bagi umat Muslim selama berkurun-kurun lamanya.
Habib Umar juga menegaskan jika dakwah Wali Songo, juga dakwah KH Hasyim Asy’ari dan NU, serta dakwah para Alawiyyin (habaib) di Nusantara yang telah berlangsung selama sekian lamanya adalah representasi dari manhaj Ahlussunnah wal Jamaah yang harus dipegang teguh. Karenanya, ia berwasiat kepada umat Muslim di Indonesia untuk selalu berpegang teguh pada tiga poros dakwah tersebut.
Selain itu, ulama yang genap berusia 60 tahun itu memuji kiprah internasional yang dilakukan NU untuk perdamaian dunia. Hal ini merupakan amanat ajaran dan risalah dakwah Islam yang memang secara prinsip hendak menebarkan perdamaian, membangun kemanusiaan, mengukuhkan persaudaraan, dan menjadi rahmat bagi semesta alam. Namun demikian, Habib Umar juga memberikan catatan agar kita harus pandai-pandai dalam memilih partner dalam bekerja sama. Jangan sampai kemudian pekerjaan besar kita dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak yang tidak tepat.