Aulanews – Serangan Imperium Mongolia kepada Majapahit. Telah umum diketahui, sedikitnya 30 ribu pasukan Mongol tunggang langgang dilumat oleh strategi cerdik Dyah Wijaya alias Raden Wijaya.
Kemenangan Majapahit atas mongol pada tahun 1293 bukan kebetulan. Imperium Mongolia dan kedahsyatan militernya memiliki tradisi militer yang pantang menyerah. Mereka selalu mengulang berkali-kali invasinya saat gagal dipenundukkan sebelumnya.
Seperti serangan pertama Mongol ke Volga Bulga-Bulgaria yang gagal ditahun 1221. Mongol kembali menginvasi wilayah tersebut 15 tahun kemudian pada serangan kedua tahun 1236, dan berhasil.
Majapahit juga mengalami hal serupa seperti Volga Bulga-Bulgaria. Serangan lanjutan Mongol kepada Majapahit ini terjadi sekitar tahun 1321. Saat itu Majapahit dipimpin oleh anak dari Dyah Wijaya yaitu Raja Jayanegara.
Peristiwa serangan lanjutan tersebut, dirujuk dari catatan seorang Pendeta Katolik, Beato Ordorico Da Pardenone yang mengunjungi Majapahit pada tahun 1321.
Ordorico mengemban misi dari pimpinannya, yang termasuk pendeta dari Ordo Franskin untuk menjelajah ke daerah-daerah timur jauh (Asia) dari tahun 1316 – 1331.
Ordorico singgah di beberapa tempat di Nusantara seperti Sumatra, Jawa (Majapahit), Kalimantan, Champa dan akhirnya berlayar ke China.
Saat berkunjung ke Majapahit pada tahun 1321, mendapatkan kabar atau bahkan menyaksikan sendiri bagaimana orang-orang Mongol berkali-kali menyerbu Majapahit namun dapat dikalahkan sehingga mereka terusir dari Jawa.
Dia menulis “The kings of the Mongol had repeatedly tried to attack Java, but always ended up in failure and managed to be sent back to the mainland”. (Raja-Raja Kekaisaran Mongol telah berulang kali mencoba menyerang Jawa tetapi selalu berakhir dengan kegagalan dan dapat diusir kembali ke negerinya.