Aulanews.id – Indonesia dikenal sebagai negara dengan biodiversitas megah, menyimpan puluhan ribu jenis tumbuhan berbunga yang mengandung kekayaan manfaat yang belum sepenuhnya terungkap. Namun, kurangnya pemahaman tentang manfaat suatu jenis tumbuhan telah mendorong masyarakat untuk menggantinya dengan tanaman lain yang dianggap lebih berharga secara ekonomi.
Salah satu contoh tumbuhan obat yang dulunya melimpah di Indonesia namun sekarang sulit ditemui adalah jamblang (Syzygium cumini Linn). Kurangnya usaha budidaya dan perhatian masyarakat terhadap tanaman ini telah mengakibatkan penurunan populasi dan regenerasi yang minim. Jamblang masuk dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebagai spesies yang terancam punah pada tahun 2018, namun saat ini dikategorikan sebagai jenis yang minim perhatian.
Jamblang, Tanaman ‘Anggur Majalengka’ yang Kini Semakin Jarang
Jamblang (Syzygium cumini Linn.) adalah tumbuhan serbaguna yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai sumber buah-buahan yang memiliki rasa asam dan dianggap kurang bernilai secara ekonomi. Buah jamblang memiliki warna merah ungu kehitaman yang khas, dan dulu sering dijajakan di sekitar sekolah atau oleh penjual keliling, khususnya diminati anak-anak.
Namun, seiring munculnya berbagai jenis buah dengan rasa yang lebih menarik, jamblang atau yang sering disebut buah duwet menjadi kurang diminati. Hal ini tercermin dari pengamatan di Kelurahan Babakan Jawa, Kelurahan Cicurug, dan Desa Sidamukti, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Di wilayah-wilayah ini, pohon jamblang telah ditebang dan digantikan dengan jenis tanaman lain, seperti mangga. Di Kabupaten Majalengka, jamblang sering disebut sebagai ‘anggur Majalengka’ karena warna buahnya yang menyerupai anggur.