Aulanews.id – Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) Penny K Lukito buka suara mengenai pengawasan pangan olahan imbas kasus diabetes dan ginjal belakangan meningkat di Indonesia. Penny menegaskan aturan pemantauan tersebut berada di bawah Dinas Kesehatan masing-masing wilayah.
Meski begitu, pihaknya aktif memberikan edukasi kepada Dinkes terkait mengenai aturan yang perlu diperhatikan setiap restoran dan penyedia pangan olahan siap saji soal kandungan garam gula dan lemak (GGL).
“Olahan siap saji bukan BPOM RI sebetulnya, kalau kita proses industri itu baru kita memberikan regulasi, harus mmberikan informasi jelas kandungannya, itu sehat atau tidak,” jelas Penny saat ditemui di Grand Mercure Kemayoran, Kamis (27/7/2023).
“Garam gula lemak, itu harus ada, tapi kalau penyajiannya yang fresh, ke Dinas Kesehatan, tapi tentunya kami melakukan pembinaan ke Dinkes, untuk memberikan standar-standar yang sesuai keamanan dan juga nutrisi, dalam hal ini ya kalau dikaitkan dengan diabetes dan penyakit lainnya,” pesan dia.
Permintaan pengetatan regulasi tersebut sebelumnya disinggung Ketua Perhimpunan Transplantasi Indonesia dr Maruhum Bonar Hasiholan Marbun soal meningkatnya penyakit ginjal kronis imbas komplikasi dari diabetes, juga hipertensi.
Kebanyakan kasus dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak dibatasi terkait kandungan garam dan lemak.
“Restoran juga harus memberikan informasi garam sekian, gulanya sekian, selama ini kan kalau kita beli makanan jumlah kalori nggak ada, itu tugas pemerintah dan asosiasinya,” tuturnya.
Bahkan, menurutnya, setiap dua dari 20 orang di Indonesia saat ini mengidap ginjal kronis yang bisa berujung pada gagal ginjal.