Aulanews.id, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat terbatas (ratas) di Istana Negara untuk membahas isu polusi udara yang semakin memburuk di wilayah Jabodetabek, Senin (14/8/2023). Beberapa arahan Jokowi antara lain rekayasa cuaca hingga kembali kerja dari rumah (work from home/WFH).
Ratas ini dihadiri sejumlah tokoh penting, termasuk Pelaksana Tugas (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Para menteri terkait juga hadir, seperti Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno.
Dalam pembukaan rapat, Jokowi menjelaskan bahwa kualitas udara di Jabodetabek telah mengalami penurunan yang signifikan selama pekan terakhir. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan serta aktivitas industri yang masih mengandalkan energi fosil, terutama batu bara.
“Kemarau panjang selama 3 bulan terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi polutan tinggi serta pembuangan emisi dari transportasi dan juga aktivitas industri di Jabodetabek, terutama yang menggunakan batu bara di sektor industri manufaktur,” terang Jokowi.
Dalam rapat ini, Jokowi menyampaikan sejumlah arahan untuk mengatasi masalah kualitas udara di Jabodetabek. Untuk tindakan jangka pendek, pemerintah akan mendorong kementerian dan lembaga terkait untuk melakukan intervensi kebijakan, termasuk rekayasa cuaca, peningkatan ruang terbuka hijau, dan promosi kerja hibrida, baik dari kantor (WFO) maupun dari rumah (WFH).
“Siapkan anggaran. Jika diperlukan kita harus berani mendorong banyak kantor melaksanakan hybrid working. Work from office, work from home mungkin saya gak tau nanti dari kesepakatan di rapat terbatas ini apakah 7-5, 2-5 atau angka yang lain,” ungkap Jokowi.
Tindakan jangka menengah mencakup upaya untuk mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil. Jokowi mendesak penerapan kebijakan konsisten dalam mengarahkan masyarakat beralih ke transportasi umum yang ramah lingkungan, seperti LRT, MRT, dan Kereta Cepat, yang akan segera beroperasi. Elektrifikasi kendaraan umum diharapkan dapat dipercepat.
“Kita perlu segera beralih ke transportasi massal,” tegas Jokowi.
Untuk jangka panjang, Jokowi menekankan perlunya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, terutama terhadap sektor industri di wilayah Jabodetabek. Edukasi publik juga menjadi prioritas untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.