Aulanews.id – Seorang wanita berjilbab terlihat berdiri di samping senior mengenakan T-shirt bertuliskan ayat-ayat Alkitab. Hal ini menjadi pemandangan biasa, dalam protes terhadap LGBTQ+ Pride di Kanada.
Aksi yang dilakukan beberapa orang untuk menyampaikan pendapatnya ini telah menyatukan orang tua Muslim dan Kristen setempat, yang peduli tentang pendidikan anak-anak mereka di sekolah Kanada.
“Ketika saya datang ke sini 22 tahun yang lalu, mayoritas adalah orang Kristen dan saya adalah seorang Muslim,” kata seorang imigran Mesir dan salah satu Muslim yang mengkritik ekspansi ideologis LGBTQ+, Aziz Wadya, dikutip di About Islam.
Kala itu, dia ingat jika komunitas setempat tidak pernah memaksakan agendanya, mengajarkan kekristenan kepada anaknya. Malah, mereka disebut menghormati identitasnya, meskipun mereka adalah kelompok mayoritas.
“Sekarang, kurang dari satu persen populasi malah memaksakan agenda mereka pada setiap orang dari kita,” lanjut dia.
Protes tersebut marupakan salah satu dari beberapa aksi lainnya yang diorganisir oleh sebuah kelompok bernama YYC Muslim. Hal ini telah mendapat perhatian media di pusat kota Calgary, sebuah kota di provinsi Kanada Alberta.
Bergabung dengan protes yang diadakan pekan lalu, seorang orang tua Kristen bernama Joe Schellenberg menggambarkan tampilan persatuan kelompoknya dengan Muslim sebagai hal yang sangat manis.
“Saya sangat senang kita bisa bersatu dalam hal ini. Seorang wanita Muslim mendatangi saya sebelumnya dan baru saja memberkati saya, meletakkan tangannya di atas saya sebagai seorang Kristen, dan saya merasa itu adalah momen yang sangat manis,” ujar dia.