Aulanews.id, Jakarta – Agustus merupakan bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Di bulan Agustus ini identik dengan pemasangan bendera merah-putih. Bendera merah putih tersebut terpasang hampir di setiap jalan, termasuk pula di depan kantor instansi dan rumah-rumah penduduk. Hal demikian dilakukan dengan tujuan merayakan hari kemerdekaan Republik Indonesia. Bendera merah-putih tersebut mulai dipasang masyarakat merujuk kepada Surat Edaran Menteri Sekretaris Negara tahun 2023, Nomor B-523/M/S/TU.00.04/06/2023 tertanggal 13 Juni 2023.
Dalam surat edaran tersebut, disebutkan bahwa tema peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI tahun ini adalah Terus Melaju untuk Indonesia Maju. Dalam SE tersebut dijelaskan bahwa pengibaran Bendera Merah Putih 17 Agustus dilakukan serentak di masing-masing lingkungan mulai tanggal 1 -31 Agustus 2023.
Selain itu, masyarakat juga diperbolehkan menambahkan umbul-umbul, poster, spanduk, baliho, dan lain sebagainya yang sesuai dengan logo dan tema HUT RI 17 Agustus untuk menambah semarak perayaan HUR RI. Masyarakat dan instansi pemerintah diperbolehkan menyelenggarakan program dan kegiatan, baik secara daring maupun luring, untuk menyemarakkan bulan kemerdekaan.
Mengacu pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan, ada beberapa ketentuan yaitu:
1. Bendera negara Sang Merah Putih mempunyai bentuk persegi empat panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang. Bagian atas berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih. Kedua bagian memiliki ukuran yang sama.
2. Bendera Negara wajib dikibarkan pada setiap peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus oleh warga negara yang menguasai hak penggunaan rumah, gedung atau kantor, satuan pendidikan, transportasi umum, dan transportasi pribadi di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan di kantor perwakilan Republik Indonesia di luar negeri.
3. Dalam rangka pengibaran Bendera Negara di rumah, pemerintah daerah memberikan Bendera Negara kepada warga negara Indonesia yang tidak mampu.