Aulanews Daerah Rais Aam PBNU Buka Konfercab NU Banyumas

Rais Aam PBNU Buka Konfercab NU Banyumas

Aulanews.id – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar membuka secara resmi Konferensi Cabang (Konfercab) VII Nahdlatul Ulama Banyumas, Jawa Tengah. Hal tersebut ditandai dengan penabuhan bedug sebagai simbol dimulainya agenda lima tahunan.

Konfercab VII NU Banyumas dilaksanakan pada Ahad (11/12/2022) dan dipusatkan di Pondok Pesantren Mamba’ul Ushulil Hikmah Bakung, Linggasari, Kembaran, Banyumas.

Dalam sambutannya, Kiai Miftah menyampaikan pesan akan pentingnya berkhikmat kepada organisasi. Dengan nilai tersebut maka tidak ada masa batasan pengabdian. Berhikmad beda dengan masa kerja yang hanya lima tahun.

“Para muassis NU telah menggariskan bahwa peran NU tidak hanya ditingkat lokal namun bekontribusi pada dunia global. Sesuai pemaknaan huruf dlad yang melingkari bola dunia sebagai simbol kontribusi NU harus sampai mendunia,” katanya.

Baca Juga:  Selfie Bareng Mas Aji Dulu Baru Jalan Sehat

Kiai Miftah menambahkan, di era disrupsi yang penuh perubahan harus diimbangi dengan tata krama atau “unggah ungguh” dalam persatuan. Proses kaderisasi organisasi di NU harus melahirkan militansi kader yang diimbangi dengan unggah ungguh atau tata krama.

Menurutnya, militansi organisasi tanpa unggah ungguh akan melahirkan kerusakan moral. Sehingga proses kaderisasi melalui Madrasah Kader NU (MKNU) harus diberikan secara seimbang antara melatih militansi dengan unggah ungguh kader.
“Perlu keseimbangan antara militansi kader dengan unggah ungguh. Militansi organisasi tanpa unggah ungguh akan melahirkan kerusakan moral kader,” terangnya.

Menurut Kiai Miftah, baik Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) maupun Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) bukan hanya pemilik NU, sebab mereka yang bersentuhan dengan umat. Bahkan dengan melibatkan PRNU untuk memilih pemimpin, maka hal itu dinilai baik.

Baca Juga:  Polsek Gunung Anyar Siaga Ketat Kriminalitas di Merr

“Jika memahami NU adalah organisasi pengkhikmatan, maka tidak ada istilah persaingan dan saling menjatuhkan. Tidak ada perebutan yang negatif. Yang ada hanya fastabikul khairat. Karena nilai khikmad itulah yang mewarnai kehidupan berorganisasi,” tandasnya. (Ful)

Berita Terkait

Memperkuat Keterbukaan Informasi, KI dan Baznas Jatim Jalin Kolaborasi

Dukung Swasembada Pangan, Lazisnu Jatim Inisiasi Tanam Raya Sedekah Pangan

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top