Aulanews.id – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan sejumlah obat yang dikonsumsi pasien anak dengan gagal ginjal akut misterius mengandung etilen glikol hingga dietilen glikol. Zat kimia berbahaya ini disebutnya merusak ginjal. Kini, Menkes melakukan pengawasan ketat dengan pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) untuk memastikan obat-obat mana saja yang mengandung cemaran berbahaya, sehingga bisa segera ditarik dari peredaran.
Kemenkes sebelumnya mendatangi rumah pasien anak gagal ginjal akut, untuk melakukan surveilans dan menanyakan obat mana saja yang dikonsumsi penderita.
“Kita minta obat-obatan yang dia minum, itu mengandung juga bahan-bahan tersebut. Jadi sekarang kita berkoordinasi dengan BPOM supaya bisa cepat dipertegas itu obat-obatan mana yang harus kita tarik,” ungkap Menkes kepada wartawan, Kamis (20/10/2022).
“Karena meninggalnya ini sudah sampai puluhan per bulan dan yang berhasil kita deteksi sekitar 35 sebulan, rumah sakit sekarang sudah mulai agak penuh, kita ambil tindakan preventif, kita tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita balita kita,” jelas Budi.
Menkes kemudian menyebut obat yang mengandung cemaran zat berbahaya diproduksi di Indonesia. Karena itu, ia juga mengimbau setiap orang tua waspada dan disarankan untuk menghentikan konsumsi obat sirup sementara waktu. “Sebenarnya kasus ini terjadi di banyak negara lain, di India, China, segala macam, etilen glikol, itu menyebabkan kematian banyak di negara,” ujarnya.
BPOM Perintahkan 5 Obat Tercemar Etilen Glikol Segera Ditarik
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) merilis 5 obat yang mengandung cemaran etilen glikol dan dietilen glikol di luar ambang batas aman. Kandungan tersebut dicurigai sebagai penyebab gagal ginjal akut misterius di Indonesia yang menewaskan 99 anak.