Aulanews Nasional Wow, Indonesia Hasilkan 1,63 Juta Ton Sampah Makanan Per Tahun

Wow, Indonesia Hasilkan 1,63 Juta Ton Sampah Makanan Per Tahun

Aulanews.id. JAKARTA – Di tengah ancaman krisis pangan dunia, Indonesia masih menghasilkan sampah makanan sebanyak 1,63 juta ton per tahun. Hal itu diungkapkan oleh Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo.

Nyoto menjelaskan, angka itu didapatkan dari perkiraan bahwa satu keluarga Indonesia menghasilkan 59,8 kg per tahun. Sebanyak 59,8 kg itu bersumber dari 28 kg rumah tangga dan 31,8 kg lainnya dari nonrumah tangga.

“Padahal satu butir padi berada pada posisi tumbuh sangat lama, rata-rata 3-4 bulan dan ternyata kemudian dibuang sia-sia oleh orang-orang yang menggunakannya dengan boros. Hal ini mengakibatkan kemubaziran dalam mengelola makanan,” kata Nyoto Suwignyo dalam Seri Seminar SDGs bertema ‘Peluang dan Tantangan Pengendalian Kerawanan Pangan Indonesia’ yang diselenggarakan Fakultas Geografi Universitas Gajah Mada (UGM).

Baca Juga:  Pemerintah Fokus Menjaga Aliran Investasi untuk Pembangunan Masa Depan

Diketahui, dari angka sampah makanan 59,8 kg per kapita di atas, 2,7 kg adalah beras, 7,3 kg adalah sayur, 5 kg adalah buah, tempe tahu oncom 2,8 kg, selebihnya adalah ikan, daging dan lain-lain.

Guru Besar UGM dari Fakultas Geografi Baiquni mengungkapkan pemenuhan kebutuhan pangan memiliki tantangan besar. Tantangan pertama adalah pertumbuhan penduduk yang sangat cepat

“Tantangan kedua adalah perubahan iklim. Oleh karena industrialisasi yang terjadi selama 250 tahun terakhir, perubahan iklim telah menjadi keniscayaan atau pasti terjadi. Dalam upaya memproduksi pangan, perubahan iklim ini dapat menurunkan kemampuan alam untuk memproduksi pangan,” ucap Baiquni.

Untuk itu, Baiquni mengajak masyarakat untuk peduli dengan ancaman krisis pangan di masa depan. Baiquni mengatakan, meskipun banyak tantangan, ia optimistisakan selalu ada harapan dengan inovasi teknologi dan perencanaan pembangunan berstrategi.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Tampil dengan Pakaian Adat Banjar pada Upacara Penurunan Bendera di IKN

Namun demikian, terlihat selalu ada optimisme dengan inovasi teknologi dan inovasi sistem-sistem yang dibangun dengan manajemen dan strategic thinking dalam teori pembangunan,” pungkas Baiquni.(MG5/Vin)

Berita Terkait

Jala Fair, Berdayakan Penyandang Disabilitas

Kapolri dan Menteri Ara Sepakat Wujudkan 3 Juta RumahKapolri dan Menteri Ara Sepakat Wujudkan 3 Juta Rumah

Terkini

Siaran Langsung

Sosial

Scroll to Top