Aulanews.id – Presiden Achehnese Australia Association (AAA) sekaligus Juru Bicara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Independen, Tengku Sufaini Syekhi menilai semua pihak sudah abai terhadap hasil kesepakatan bersama perjanjian Helsinki.
Menurut Syekhi yang merupakan mantan GAM, MoU ini adalah perjanjian bersama yang menjadi solusi penyelesaian konflik selama ini. Namun sayangnya para petinggi di Aceh, khususnya beberapa elit politik GAM mengambil kesempatan itu untuk dijadikan sebagai komoditi politik.
Setiap ada momen politik seperti pilkada dan pemilu, perjanjian Hensinki tersebut selalu dikatakan belum selesai dan ada kemungkinan dengan MoU itu Aceh bisa merdeka. Padahal semua polemik sudah bisa dikatakan selesai dengan adanya MoU Helsinki.
Enam belas tahun MoU Helsinki nyatanya belum menjawab masalah kesejahteraan masyarakat Aceh. Perubahan signifikan belum terjadi disana. Selama ini perdamaian perjanjian Helsinki cenderung diabaikan dan hanya diserahkan kepada pemerintah setingkat Gubernur ataupun DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh).
Semestinya persoalan itu didelegasikan, baik internal maupun eksternal harus memahami posisi Aceh kini berada dimana.MoU Helsinki adalah sebuah perdamaian yang mengakomodir kepentingan semua pihak. Tapi sayangnya disalahgunakan oleh kepentingan kelompok atau pribadi untuk memperkaya diri sendiri.
Sebagai juru bicara Achehnese Australia Association (AAA) yang merupakan wadah silaturahmi, anggota GAM di Australia, ia berusaha menjalin silaturahmi dengan para petinggi GAM dan menyampaikan bahwa MoU Helsinki sudah masuk dalam NKRI. Bukan lagi ada peluang untuk Aceh merdeka. Seiring waktu berjalan, menurut Syekhi implementasi dari perjanjian Helsinki harus ada ketegasan dari pemerintah pusat dan jangan ada pihak yang bermain.
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang pada awalnya adalah memerdekan diri dengan cara memisahkan diri dari NKRI. Tapi dengan adanya pernjanjian Helsinki semua itu sudah hilang. Atas dasar perdamaian antara GAM dan RI, perlu ada penjelasan dan pemahaman dikalangan masyarakat luas agar uoaya pembodohan politik oleh pihak-pihak tertentu dapat dihindari.
“Saya sebagai GAM independen ingin mengontrol dan mengawasi, jangan sampai terjadi pembodohan dan pembohongan politik terhadap bangsa Aceh”, ujar Syekhi di Jakarta.
Menurutnya karena Aceh sejak dulu konflik memang karena ideologinya. Maka ketika hal ini tidak diselesaikan dengan baik bersama kesepakatan yang telah ada, harus kembali ke dasar.