Teluh, Film Horor Indonesia Yang ‘B’ Aja.

Aulanews.id – Awal tahun, perfilman Indonesia memulai industrinya dengan beberapa film menarik. Tak tertinggal dengan genre horor, seperti Makmum 2 dan Teluh. Dua film ini sukses meramaikan topik obrolan para pecinta film.

Teluh, sesuai dengan judulnya, film yang satu ini menceritakan suatu alur berlatar dendam, yang dibalut dengan teluh, santet, atau apapun namanya.

Film yang rilis perdana pada 20 Januari 2022 ini menonjolkan jalan cerita yang penuh dengan balas dendam via ilmu hitam. Tak sedikit juga yang menganggap cerita ini sedikit membosankan dan bertele-tele. Bagaimana tidak, tiga per empat alur dari film menonjolkan hasil santet yang perlahan membunuh satu per satu, tanpa mempertajam dialog dan plot.

Meskipun sempat berhasil membuat penonton bertanya-tanya di awal, tentang siapa pembunuh Yulia dan siapa pengirim teluh. Tetap saja, pertanyaan itu tak bertahan lama dan akhirnya mudah tertebak.

Penonton juga merasakan adanya beberapa miss/fail, yang membuat komposisi film ini jauh dari ekspektasi penonton. Beberapa juga menganggap Teluh jauh dari standar produksi film era modern ini. Baik dari plot, Computer-Generated Imagery (CGI), dan komposisi lainnya.

Selain itu, juga terdapat beberapa scene yang terlihat dipaksa dramatis. Ketika anak Pak Indra, Yudha (Ferdi Ali) ingin memukul ibunya yang kerasukan dengan meja kayu. Mengapa tidak dengan benda lainnya yang lebih dekat? Ada kursi kayu dan beberapa alat lainnya di dekatnya.

Tak hanya itu, scene ketika Febby (Nadira Sungkar) tiba-tiba hamil juga terlihat janggal.

Bicara tentang CGI, penonton sah-sah saja jika merasa malu dengan hasil produksi film yang tayang di tahun 2022. Mengingat teknologi yang semakin maju, Teluh bahkan seperti mengingatkan kita pada series/sinetron di stasiun televisi Indosiar.

Mulai dari Ular yang masuk melalui mulut, telur penangkal yang pecah, api kebakaran yang maaf kata membawa kita kembali ke industri perfilman 10 tahun yang lalu. Semua yang bersangkutan dengan CGI benar-benar tidak mencapai ekspektasi para penonton. 3/10.

Pada akhirnya, film ini harus mengambil titik kekurangan menjadi batu lompatan untuk yang lebih baik ke depannya. Pastinya, Teluh tidak meninggalkan kekurangan secara mentah. Pelajaran beserta hikmah dapat kita ambil di ujung cerita bahwa perbuatan jahat akan mendapat balasan, dan ilmu hitam/santet tidak akan menyelesaikan masalah.

Nilai keseluruhan dari reviewer, 4/10 untuk skala 10, dan 2.3/5 untuk skala 5.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist