Aulanews.id – Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi menyampaikan bahwa demokrasi merupakan hal yang dibutuhkan untuk pulih dari pandemi Covid-19.
“Demokrasi adalah katalis untuk terjadinya perubahan yang positif dan kita memerlukan demokrasi untuk pulih dari pandemi,” tutur Retno dalam Bali Democracy Forum (BDF) Ke-14, di Nusa Dua Bali, Kamis (9/12).
“Saya menegaskan tidak dapat dimungkiri bahwa negara-negara yang paling baik menangani pandemi adalah negara-negara demokrasi,” tambahnya.
Maka dari itu, keseimbangan antara demokrasi dan aturan yang berlaku menjadi cara untuk mengatasi pandemi Covid-19. Demokrasi dalam pandemi Covid-19 dapat dicapai salah satunya dengan menerapkan prinsip kesetaraan.
“Setiap orang harus memiliki kesempatan yang setara untuk menang melawan pandemi Covid-19. Untuk itu, kita harus memastikan akses vaksin yang setara bagi semua,” ucap Retno lagi.
Retno menerangkan, kesenjangan vaksin di dunia masih sangat lebar. Sebanyak 64,94 persen populasi di negara kaya telah mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19. Namun, baru 8,06 persen masyarakat di negara berpendapatan rendah yang mendapatkan vaksin.
Kesenjangan yang lebar ini juga disinggung oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Guterres menyampaikan, pandemi Covid-19 berpeluang untuk melebarkan kesenjangan antara negara maju dan negara berkembang.
“Negara-negara berkembang dengan cepat memvaksinasi masyarakat mereka dan berinvestasi dalam pemulihan. Namun, negara-negara berkembang tertinggal,” tutur Guterres dalam pembukaan acara Bali Democracy Forum yang ke-14.
Tak hanya itu, Guterres mengimbau kerja sama antara seluruh negara dunia agar vaksinasi dapat dijangkau semua orang.
“Kesetaraan tidak hanya menjadi roh dari demokrasi, tapi juga sebagai mesin penggerak bagi upaya pemulihan,” kata Guterres ketika mengakhiri pidatonya di acara pembukaan itu.