Aulanews.id – Warga menyelamatkan diri saat Gunung Semeru meletus di Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, daerah Jawa Timur, pada Sabtu (4/12/2021). Gunung Semeru meletus dan mengeluarkan awan panas yang menyebabkan hujan abu di Kabupaten Lumajang dan Malang.
Hujan abu sangat berbahaya bagi manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Apa itu abu vulkanik dan bagaimana cara untuk mengatasinya?
Apa itu hujan abu?
Hujan abu disebut juga dengan sebutan jatuhan piroklastik. Hujan abu itu terjadi ketika letusan gunung berapi membentuk asap yang sangat tinggi. Ketika energi untuk mendorong asap habis, abu akan menyebar sesuai arah angin menuju permukaan Bumi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa abu vulkanik mengandung aluminium, silika, kalium, dan besi. Abu ini adalah partikel batuan gunung berapi yang hancur sampai berukuran kurang dari 2 milimeter. Namun, bukan tidak mungkin material mengandung bongkahan berukuran lebih dari 2 milimeter.
Dampak hujan abu bagi lingkungan adalah sebagai berikut:
• Jalan menjadi licin
• Menghalangi sinar matahari, sehingga tampak gelap gulita walau masih siang
• Mengganggu jarak pandang penerbangan
• Berpotensi menimbulkan guntur dan kilat dari gesekan partikel di atas gunung berapi
• Endapan abunya merontokkan daun dan pohon kecil
• Merusak lahan pertanian
• Mencemari air bersih
Dampak hujan abu bagi kesehatan
Tidak hanya memberi dampak pada lingkungan, hujan abu pun juga berbahaya untuk kesehatan. Berikut adalah dampak hujan abu terhadap kesehatan:
• Mata merah dan bengkak
• Iritasi saluran pernapasan
• Menyebabkan batuk
• Sesak napas
• Asma kambuh
• Mata berair, perih, gatal, atau lengket
• Kornea tergores
• Iritasi kulit