Aulanews.id – Sebagian pengungsi Semeru kini kembali ke rumahnya di Dusun Curah Kobokan, Desa Supit Urang. Mereka ingin melihat kondisi rumahnya dan berusaha untuk mengambil harta benda yang masih tersisa usai Semeru erupsi. Namun pada saat di lokasi rumahnya, mereka tidak lagi melihat bangunan. Yang ada hanyalah hamparan luas pasir dan abu vulkanik dengan pohon kelapa yang warnanya tidak lagi hijau. Harapannya untuk mencari sisa-sisa harta bendanya juga musnah sudah. Uang, kendaraan, hewan ternak serta surat-surat penting yang dimiliki pun kini sudah tidak tampak lagi.
Sunarto hanya terdiam terpaku. Matanya hanya dapat berkaca-kaca saat melihat atap rumahnya saja. Sementara bangunan rumahnya yang utuh hancur akibat tertimbun pasir awan panas.
“Semuanya rumah hancur dan hewan ternak mati. Kalau masih ada itu juga tertimbun pasir, susah diambil tanpa bantuan,” ucap pria yang berusia 50 tahun tersebut, pada Minggu (5/12/2021).
Dirinya mengaku jerih payahnya selama bertahun-tahun dan rumah yang dibangun sejak awal dengan cara menabung sekarang hilang tak tersisa.
“Harus dari awal lagi,” terang bapak empat anak ini sembari duduk termangu.
Beberapa saat kemudian, dia beranjak dari tempat duduk yang tak lain adalah pasir dan abu vulkanik. Sejurus kemudian dirinya kembali ke tempat pengungsian. Dan dia mengabarkan tentang kondisi rumahnya ke istri dan kerabatnya. Tangis pun pecah.
“Ilang kabeh mak, dicubo tenan awak dewe (Hilang semua bu, kita benar-benar diberi cobaan,” ucapnya sembari berurai air mata memeluk keluarganya, pada Minggu (5/12/2021).
Dia pun juga berharap kepada pemerintah agar dapat membantu warganya yang mengalami kesusahan. Dia dan warga lain sudah tidak memiliki apa-apa. “Namung siji pak, mugo-mugo rakyat dibantu sing kondisi e ngene. Wis entek kabeh (Permintaan saya satu, semoga rakyat dibantu yang kondisinya seperti ini. Sudah habis semua sekarang),” imbuhnya.