Aulanews.id – Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) menyayangkan kritik terhadap Densus 88 Antiteror Polri yang menangkap terduga pelaku teroris dari anggota Jemaah Islamiyah (JI).
Ketua Umum GP Ansor Luqman Hakim meminta agar tidak ada lagi pihak-pihak yang menghasut masyarakat untuk mendukung teroris. Sebab, menurutnya, masih banyak elite politik yang kerap memanipulasi sentimen keagamaan.
“Kami minta segera berhenti dan beralihlah kepada cara-cara politik yang terhormat dan mencerdaskan umat. Jangan hasut umat untuk menjadi permisif apalagi mendukung kegiatan-kegiatan terorisme,” ujar Luqman kepada wartawan.
Polisi sebelumnya menangkap tiga terduga teroris, yakni Farid Auba, Ahmed Zain Naja dan Anon Hamad. Penangkapan Farid dan Ahmed Zane menjadi fokus.
Pasalnya, Farid adalah ketua Partai Dakwah Rakyat Indonesia, dan Ahmed Zane terdaftar sebagai anggota Komite Fatwa Majelis Ulima Indonesia (MUI).
Mengenai hal ini, Luqman yang juga politikus PKB itu mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak menghiraukan provokasi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang menyebarkan hasutan bahwa penangkapan sejumlah terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri sebagai serangan negara terhadap Islam, ulama, dan ustaz.
Menurut dia, terorisme dan kejahatan lainnya dapat dilakukan oleh siapapun dengan latar belakang apapun; pengangguran, pedagang, petani, pemuka agama, ASN, Polri/TNI, politisi, akademisi, musisi dan sebagainya.
“Apapun latar belakang seseorang, apabila ia menjadi bagian dari jaringan terorisme, maka wajib hukumnya bagi Densus 88 Antiteror Polri untuk menangkap dan memproses hukum sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujarnya.
Terkait Ahmad Zain yang merupakan anggota Komisi Fatwa, Luqman meminta MUI segera menggandeng Badan Intelijen Nasional (BIN), Densus 88 Antiteror Polri dan BNPT untuk melakukan pemeriksaan internal jajaran kepengurusan
Hal ini dalam rangka membersihkan MUI dari pengaruh jaringan radikalisme dan terorisme. Ia menilai, tindakan ini penting, demi memulihkan kembali kepercayaan masyarakat kepada organisasi MUI di waktu mendatang.
Sebelumnya, anggota Komisi III DPR dari fraksi PKS M. Nasir Djamil membela dan meminta aparat Densus 88 tak bertindak sewenang-wenang dalam penangkapan tiga ulama atas dugaan terlibat terorisme.
Nasir membela ketiga orang tersebut, yang salah satunya merupakan anggota Komisi Fatwa MUI, Zain An Najah. Dia menilai ketiga orang tersebut tak pernah menghujat pemerintah atau memiliki ideologi takfiri, kelompok yang kerap mengkafirkan.