Aulanews.id – Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pandemi COVID-19 memberikan peluang bagi Indonesia untuk mengubah arsitektur sistem kesehatannya, yang lebih siap menghadapi wabah di masa depan.
“Setiap pandemi menjatuhkan korban, tapi setiap pandemi juga membuka kesempatan bagi bangsa dan negara untuk menyempurnakan sistem kesehatan,” tutur Budi Gunadi Sadikin dalam pidatonya di Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-57/2021 di Ruang Pertemuan Siwabessy, Gedung Sujudi, Kementerian Kesehatan.
Kementerian Kesehatan juga telah menginisiasi transformasi kesehatan, yang meliputi enam bidang pelayanan publik.
Transformasi pertama adalah untuk layanan primer, semua klinik Puskesmas di daerah terpencil di Indonesia telah meningkatkan layanan promosi dan pencegahan. Kedua, mentransformasikan layanan rujukan rumah sakit untuk membuka saluran yang lebih luas dan berkualitas lebih baik.
“Sehingga, seluruh rakyat Indonesia yang sakit bisa dengan mudah mendapatkan layanan dengan kualitas yang baik tanpa perlu antre lama, tanpa perlu pergi ke luar negeri,” ucapnya.
Untuk transformasi ketiga, ucap Budi, merambah pada sistem ketahanan kesehatan. “Indonesia sebagai negara yang dikaruniai sumber daya alam melimpa, tetapi juga sering mengalami bencana, baik bencana alam maupun bencana non-alam yang memberikan korban cukup banyak pada rakyat kita,” tuturnya.
Untuk itu, Kemenkes RI mendorong sistem ketahanan kesehatan yang selalu siap dan siaga dalam menghadapi bencana serta melayani rakyat yang menjadi korban bencana.
Transformasi sistem pembiayaan kesehatan menjadi transformasi keempat buat menciptakan pembiayaan yang berkesinambungan serta yang masuk akal dalam memberikan layanan yang adil dan merata ke seluruh rakyat Indonesia.
Kelima, menurut Budi, bidang sumber daya kesehatan. “Kita harus akui, masih banyak rakyat kita yang belum bisa mendapatkan akses ke dokter, masih banyak rakyat kita yang di pelosok dilayani oleh tenaga kesehatan yang seharusnya belum memenuhi level standar yang kita inginkan,” tuturnya.
Budi mengucapkan jumlah tenaga kesehatan, sebaran tenaga kesehatan dan kualitas dari tenaga kesehatan harus dipastikan dalam mencukupi untuk memberikan layanan dan akses kepada seluruh rakyat Indonesia.
Dan yang Terakhir adalah transformasi teknologi kesehatan. “Big data, artificial intelligence (kecerdasan buatan), internet of things adalah keniscayaan. Itu sudah banyak mentransformasi industri lain, seperti industri transportasi, pariwisata dan hotel, industri makanan, perbankan dan lainnya,” tuturnya.