Aulanews.id – Universitas Diponegoro (Undip) meluncurkan bus anticovid pertama di Indonesia yang dinamai Bio Smart and Safe Bus. Bus ini merupakan hasil penelitian bersama antara Universitas Diponegoro dengan Karoseri Laksana dan PO Sumber Alam.
Ketua Tim program ini, Awal Prasetyo, melaporkan bahwa pengembangan riset bus anticovid ini sudah dijalankan pada awal pandemi tahun 2020 yang didanai program matching fund kedaireka.
Awal menjelaskan ada 3 komponen penting yaitu penerapan physical distancing dengan kursi berjarak, aplikasi nanosilver supaya bebas mikroba dan bakteri, serta penyediaan masker herbal.
Ia juga menerangkan dalam mencegah penyebaran virus Covid 19, bus didesain dengan konsep ‘segitiga sehat’.Ada lingkungan (environment),agen penyebab sakit (pathogen) dan inang (host). Pada aspek lingkungan, kata dia, tata letak kursi penumpang menganut prinsip physical distancing. Serta, sirkulasi udara kabin dirancang khusus agar udara menjadi lebih bersih dan sehat.
Ia menjelaskan, sistem sirkulasi udara Bio Smart Bus ini adalah setelah AC dinyalakan dan mendinginkan kabin, udara akan dihisap oleh inlet AC yang terdapat pada bagian bawah bus. Sehingga, udara di kabin bus akan selalu segar.
“Udara yang dihisap kemudian disalurkan melalui HEPA filter, UV- C lamp yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang sangat kecil seperti virus dan mengurainya,” terang Awal.
Untuk aspek pathogen, seluruh permukaan interior kabin sudah dilapisi nano silver. Nano silver berfungsi menguraikan virus-virus yg menempel pada permukaan interior bus. Dengan adanya Hepa Filter, UV-C lamp, dan Nano Silver, maka jumlah virus atau peredaraan virus pada kabin bus akan diminimalisir secara signifikan.
Untuk menambah proteksi penumpang bus, secara cuma-cuma setiap penumpang akan mendapat masker herbal yang terbukti secara klinis dapat meningkatkan imun bagi penggunanya. Masker herbal yang dibagikan kepada penumpang juga merupakan inovasi dari peneliti Undip.
Kerja sama ini merupakan implementasi dari program matching fund kedaireka. Matching Fund sendiri adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Risetbdan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi dan sinergi strategis antara Insan Dikti (lembaga perguruan tinggi) dengan pihak Industri.
Rektor Universitas Diponegoro Prof. Yos Johan Utama, saat meluncurkan program ini beberapa waktu lalu sangat mengapresiasi inovasi yang bermanfaat ini. Terlebih inovasi ini mendukung upaya Pemerintah dalam menangani Covid di Indonesia.