Aulanews.id – hari ini, Senin 18 Oktober 2021 Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan sejumlah tantangan untuk masuk ke era mobil listrik.
Dengan sejumlah tantangan ini, maka diperlukan transisi ke era mobil listrik.
beliau juga menambahkan transisi alami harus berjalan dengan mulus sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Hal ini terjadi saat pergeseran antara transmisi manual ke otomatis pada industri otomotif.
Harga tak murah Shodiq mengatakan tantangan pertama yaitu soal harga. Dari sini terlihat harga mobil listrik yang dipasarkan kini masih tergolong tinggi.
Ia memaparkan harga mobil murni listrik saat ini terlalu mahal, atau sekitar Rp600 jutaan. sedangkan daya beli
masyarakat Indonesia untuk mobil masih di bawah Rp300 jutaan.
Sepi peminat Harga mobil listrik yang tinggi tidak diiringi dengan kemampuan daya beli masyarakat. Imbas dari kemampuan atau daya beli konsumen dinilai masih rendah, sehingga mobil murni listrik menurutnya belum terlalu diminati oleh banyak konsumen.
Berdasarkan data Gaikindo, per September 2021, penjualan mobil listrik murni mencapai 611 unit, hanya 0,1 persen dari total pasar, sedangkan PHEV 44 unit. Kemudian penjualan HEV mencapai 1.737 unit atau 0,3 persen.
“PDB per kapita Indonesia saat ini masih di kisaran US$4.000, sehingga daya beli masyarakat untuk mobil masih di bwah Rp300 juta,” kata Shodiq.
Infrastruktur cas mobil Shodiq melanjutkan tantangan lain soal infrastruktur pengecasan baterai mobil listrik di Indonesia juga masih terbatas. Berikutnya dari sisi industri, mobil listrik yang dipasarkan saat ini masih diimpor dalam keadaan utuh, belum dirakit atau dibuat di Indonesia.
sumber: cnninternasional.com