Hal itu tidak terlepas dari jasa-jasa Sunan Ampel semasa hidupnya. Ia merupakan salah satu wali songo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa.
Makam Sunan Ampel berada di Jalan Petukangan I, Ampel, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Menjelang Ramadan biasanya jumlah wisatawan makam Sunan Ampel meningkat.
5. Makam Sunan Bungkul
Sunan Bungkul merupakan salah satu tokoh yang menyebarkan agama Islam di akhir kejayaan Kerajaan Majapahit. Ia berdakwah di wilayah Surabaya dan sekitarnya.
Makam Sunan Bungkul yang berada di Jalan Bungkul, Darmo, Wonokromo, Kota Surabaya sering dikunjungi oleh peziarah. Kini makam tersebut menjadi salah satu wisata religi di Surabaya.
6. Kampung Santri Ndresmo
Kampung Sidosermo cukup unik lantaran bangunan-bangunannya dirancang sebagai pondok untuk tempat tinggal santri. Sekitar 30 pondok pesantren ada di kampung ini. Hal inilah yang membuat Sidosermo memiliki julukan Kampung Santri Ndresmo.
Kampung Santri Ndresmo dapat dikunjungi di Jalan Sidosermo II No. 18, Sidosermo, Kec. Wonocolo, Kota Surabaya.
7. Klenteng Hok An Kiong
Klenteng Hok An Kiong berdiri terkait erat dengan peran dewa Mak Co Po. Dewa Mak Co Po di klenteng ini sangat dihormati. Tidak sedikit yang datang ke klenteng ini untuk meminta berkah, petunjuk kesuksesan usaha, kesembuhan penyakit, dan permintaan lainnya.
Beberapa ritual yang dilakukan di Klenteng Hok An Kiong, di antaranya upacara sembahyang kenaikan Kong Tik Cun, OngToa Pek Kong turun, kenaikan Nabi Khong hu cu, hingga perayaan malam tahun baru Imlek.
Klenteng Hok An Kiong berada di Jalan Coklat No. 2, Bongkaran, Kecamatan Pabean Cantian, Kota Surabaya.
8. Klenteng Boen Bio
Tempat wisata religi berikutnya yang bisa kamu kunjungi adalah Klenteng Boen Bio. Klenting ini merupakan “benteng terakhir pertahanan” agama Konghucu di Surabaya.
Sebelumnya klenteng yang berdiri pada tahun 1883 ini bernama Boen Thjiang Soe. Namun sekarang dikenal dengan Klenteng Boen Bio.
Hingga saat ini Klenteng yang berada di Jalan Kapasan No. 131, Kapasan Dalam, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya ini masih digunakan oleh umat Konghucu sebagai tempat ibadah. Saat malam tahun baru Imlek biasanya umat Konghucu berdoa di klenteng ini.