Sukarno muda banyak bertukar pikiran dengan tokoh pergerakan nasional, seperti H.O.S Tjokroaminoto, Agus Salim, Ki Hajar Dewantara, dan Ahmad Hasan, seperti dikutip dari buku Cinta Pahlawan Nasional Indonesia tulisan Pranadipa Mahawira.
Pada 4 Juli 1927, Sukarno mendirikan sebuah partai dengan nama Partai Nasional Indonesia (PNI). Dengan begitu, kemampuannya dalam orasi semakin terasah. Pahlawan nasional yang dijuluki Putra Sang Fajar ini semakin ulung sebagai orator.
Ia dikenal dengan pidatonya yang membakar semangat juang. Kala itu, banyak rakyat yang rela tinggal berlama-lama hanya untuk mendengarkan Sukarno berpidato.
Pada 1 Maret 1945, dibentuklah Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) oleh Jepang dengan menunjuk Ir Sukarno sebagai ketua. Pada sidang pertama BPUPKI, Sukarno mengemukakan rumusan Dasar Negara Indonesia yang sekarang dikenal sebagai Pancasila.
Mulanya, Sukarno membuat perjanjian dengan Jepang dan menetapkan kemerdekaan Indonesia pada 7 September 1945. Sehingga, BPUPKI dibubarkan dan dibentuk panitia baru yakni PPKI.
Gagasan-gagasan Pancasila disempurnakan melalui Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia dan lagi-lagi, Ir Sukarno kembali ditunjuk sebagai ketua. Karena satu dan lain hal, tanggal kemerdekaan Indonesia sempat berubah-ubah menjadi 24 Agustus sebelum akhirnya diumumkan pada 17 Agustus 1945.
Setelahnya, ia bersama Drs Mohammad Hatta ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Selama masa kepemimpinannya, Sukarno meletakkan Pancasila sebagai dasar ideologi Republik Indonesia. Ia wafat di Jakarta pada 21 Juni 1970.