6 Tokoh Pahlawan Nasional Inspirasi

Ilustrasi. RA. Kartini
Ilustrasi. RA. Kartini

Mulanya, Sukarno membuat perjanjian dengan Jepang dan menetapkan kemerdekaan Indonesia pada 7 September 1945. Sehingga, BPUPKI dibubarkan dan dibentuk panitia baru yakni PPKI.

Gagasan-gagasan Pancasila disempurnakan melalui Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia dan lagi-lagi, Ir Sukarno kembali ditunjuk sebagai ketua. Karena satu dan lain hal, tanggal kemerdekaan Indonesia sempat berubah-ubah menjadi 24 Agustus sebelum akhirnya diumumkan pada 17 Agustus 1945.

Setelahnya, ia bersama Drs Mohammad Hatta ditetapkan sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Selama masa kepemimpinannya, Sukarno meletakkan Pancasila sebagai dasar ideologi Republik Indonesia. Ia wafat di Jakarta pada 21 Juni 1970.

3. Ki Hajar Dewantara

Pemilik nama asli RM Suwardi Suryaningrat ini lahir di Yogyakarta pada 2 Mei 1889. Ia menyelesaikan sekolah dasarnya di sekolah dasar Belanda, yakni ELS pada tahun 1904. Lalu, ia melanjutkan ke sekolah guru zaman Belanda, Kweekschool selama satu tahun.

Ki Hajar Dewantara meneruskan pendidikannya ke sekolah dokter Stovia di Batavia yang kini Jakarta. Ia memperoleh beasiswa dari pemerintah Belanda pada tahun 1905, namun bantuan dana pendidikan itu dihentikan pada 1910.

Sebagai salah satu pahlawan nasional yang menginspirasi, perjuangan Ki Hajar Dewantara cukup beragam. Salah satunya mendirikan organisasi politik pertama di Indonesia pada 25 Desember 1912 yang dikenal sebagai Indische Partij bersama Douwes Dekker dan dr. Cipto Mangunkusumo.

Kemudian, pada tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa yang berlokasi di Yogyakarta. Perguruan Nasional Taman Siswa ini berusaha menanamkan rasa kebangsaan pada peserta didik.

Mengutip dari buku Horizon IPS yang disusun oleh Drs Sudjatmoko Adisukarjo dkk, banyak lika-liku yang ia alami ketika membangun Taman Siswa, mulai dari penutupan paksa oleh Pemerintah Belanda, hingga pembubaran oleh Jepang.

Kiprahnya pasca kemerdekaan yakni diangkat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama di Indonesia. Kemudian, pada tahun 1946, ia menjadi Ketua Panitia Penyelidik Pengajaran.

Sayangnya, kesehatan Ki Hajar Dewantara kian memburuk hingga akhirnya ia mengundurkan diri dari jabatan pemerintahan pada tahun 1959. Di tahun yang sama, ia mengembuskan napas terakhirnya dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata, Yogyakarta.

Atas perjuangannya di bidang pendidikan, pemerintah menetapkan hari lahir Ki Hajar Dewantara sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist