Aulanews.id, Kyiv – Sebuah rudal Rusia menghantam sebuah kafe dan toko kelontong di sebuah desa di timur laut Ukraina pada Kamis (5/10/2023).
Pejabat Ukraina mengatakan, insiden itu menewaskan 51 orang yang saat itu sedang melaksanakan upacara peringatan.
“Kafe dan toko tersebut hancur dan menjadi puing-puing pada sore hari di desa Hroza di distrik Kupiansk di wilayah Kharkiv,” kata gubernur wilayah, Oleh Synehubo, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Kamis (5/10/2023)
Para pejabat mengunggah rekaman petugas penyelamat yang tampak kebingungan memanjat puing-puing yang membara. Beberapa foto menunjukkan jenazah tergeletak di samping lempengan beton dan logam yang dipilin, dan foto lainnya menunjukkan petugas penyelamat membawa jenazah.
Menteri Dalam Negeri, Ihor Klymenko mengatakan, penduduk desa yang berpenduduk sekitar 330 orang itu sedang mengadakan upacara peringatan di kafe yang diserang, dan pejabat setempat mengatakan mereka sedang duduk untuk makan.
“Dari setiap keluarga, dari setiap rumah tangga, ada orang yang hadir pada peringatan ini. Ini adalah tragedi yang mengerikan,” kata Klymenko kepada televisi Ukraina.
Juru bicara pemerintahan militer regional Kharkiv mengatakan kepada stasiun penyiaran publik Ukraina, Suspilne, bahwa serangan tersebut adalah serangan paling mematikan di wilayah Kharkiv sejak invasi Rusia lebih dari 19 bulan lalu.
Serangan ini tampaknya juga menjadi salah satu korban tewas warga sipil terbesar dalam setiap serangan Rusia sejak awal perang.
Serangan Keutamaan Resmi Ukraina
Klymenko mengutip informasi awal yang menurutnya menunjukkan serangan itu dilakukan dengan rudal balistik Iskander.
Dia mengatakan, serangan itu jelas sangat tepat sasaran dan dinas keamanan Ukraina telah melakukan penyelidikan atas masalah tersebut.
“Para teroris sengaja melakukan penyerangan pada jam makan siang, untuk memastikan jumlah korban yang maksimal,” kata Menteri Pertahanan Rustem Umerov.
“Tidak ada sasaran militer di sana. Ini adalah kejahatan keji yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti warga Ukraina.”
Presiden Volodymyr Zelenskiy, yang menghadiri pertemuan puncak dengan para pemimpin Eropa di Spanyol, mengatakan bahwa “teror Rusia harus dihentikan”.
“Sekarang kami berbicara dengan para pemimpin Eropa, khususnya, tentang memperkuat pertahanan udara kami, tentang memperkuat tentara kami, tentang memberikan perlindungan kepada negara kami dari teror,” katanya dalam sebuah postingan di aplikasi pesan Telegram.