“Usia SD yang kecil seperti kelas 1, 2 atau 3 bisa melalui dongeng atau film kartun. Bisa ceritakan misal kita mau masukkan tentara ini dalam jarum suntik yang nantinya bisa melindungi tubuh,” imbuh Ari Pratiwi.
4.Buat Anak Tidak Stres
Sebelum anak melakukan vaksinasi, kondisi anak dipastikan nyaman. Ari Pratiwi mengatakan jika proses vaksinasi dijalankan bersama teman teman sekolah maka kondisinya akan lebih mudah.
“Harus tetap ciptakan suasana yang nyaman. Apalagi kalau vaksinnya ramai ramai sama temannya. Saat imunisasi mereka juga bersama sama, antri bersama. Ini akan meredakan stres,” tutur dosen yang juga konselor di layanan konseling mahasiswa UB ini.
Tetapi yang paling penting menurut Ari adalah pesan dari orangtua sebelum anak menjalani vaksin.
5.Antisipasi Terjadi KIPI
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) harus diantisipasi sejak awal oleh orangtua. Ari Pratiwi menjelaskan anak anak perlu dikurangi tingkat kecemasan salah satunya mengurangi informasi tentang KIPI yang menyebabkan meninggal.
Kemudian yang juga penting kata Ari Pratiwi adalah meyakinkan anak agar tetap mau menjalani vaksin dosis kedua.
“Kalau untuk usia 6-11 tahun kita belum tahu akan menjalani berapa dosis. Kalau anak saya kemarin usia 13 vaksin pertama aman vaksin kedua merasa ngilu dan demam. Misal usia 6-11 tahun ini juga dua dosis maka harus dijaga jangan sampai trauma untuk vaksin kedua,” jelasnya.
Ia meminta orangtua bisa menjaga psikologis anak-anak. “Misal bisa bilang tentaranya lagi perang jadi tidak apa apa sakit sedikit tapi selanjutnya akan lebih terjaga badannya. Berikan sugesti positif,” imbuh Ari.