Aulanews.id – Serangan udara Israel terhadap sebuah mobil di kota Tubas, Tepi Barat yang diduduki telah menewaskan sedikitnya lima warga Palestina dan beberapa lainnya terluka, media lokal dan pekerja medis melaporkan.
Israel mengatakan pada Kamis pagi bahwa pesawat militer ikut serta dalam “tiga serangan berbeda” terhadap pejuang Palestina yang “menimbulkan ancaman” bagi pasukan mereka di wilayah Tubas. Dilansir dari Aljazeera.com pada hari kamis (5/9/2024)
Petugas medis Palestina melaporkan bahwa lima orang tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sebuah mobil dan dua orang terluka, salah satunya kritis,
Kantor berita Reuters kemudian melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam serangan pesawat itu telah meningkat menjadi enam.
Serangan itu dilakukan oleh pesawat tak berawak bersenjata, dan kru ambulans Bulan Sabit Merah Palestina yang membawa jenazah lima pria yang meninggal dan dua orang yang terluka ke Rumah Sakit Pemerintah Turki Tubas.
Pembunuhan kelima orang tersebut terjadi saat pasukan besar Israel menyerbu kamp pengungsi Far’a di provinsi Tubas, tempat ledakan terdengar, kata para saksi kepada kantor berita AFP.
Israel memulai serangan militer besar-besaran di seluruh Tepi Barat yang diduduki minggu lalu yang hingga kini telah menewaskan sedikitnya 38 warga Palestina dan melukai 130 orang dengan sebagian besar korban di Jenin.
Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (OCHA) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa pasukan Israel menggunakan “taktik perang yang mematikan” di Tepi Barat dan anak-anak Palestina termasuk di antara mereka yang terbunuh.
Serangan militer, sebagian besar terpusat pada kamp pengungsi Tulkarem dan Jenin, merupakan serangan terbesar Israel di wilayah yang diduduki sejak Intifada kedua di awal tahun 2000-an.
Penggerebekan tersebut telah mengakibatkan kekerasan yang signifikan dan banyak penangkapan, sementara jalan-jalan dan infrastruktur lainnya telah dihancurkan oleh buldoser militer Israel, OCHA juga mengatakan, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah memobilisasi organisasi-organisasi dari PBB dan seterusnya untuk menilai kerusakan dan kebutuhan kemanusiaan di lapangan.