Kegiatan Seni di Pengungsian Ukir Senyum Anak – Anak Palestina

Aulanews.id, Gaza – Puluhan anak berkumpul, saling berdesakan, dan membandingkan karya seni mereka. Sebuah pemandangan janggal di tengah banyaknya tenda darurat yang didirikan untuk pengungsi Palestina di halaman Rumah Sakit al-Shifa.

 

Banyak anak yang melukis bendera Palestina, sementara yang lain menggambar rumahnya.

 

Kegiatan seni itu merupakan kegiatan yang keempat sejak Minggu, yang diadakan oleh para relawan pemuda untuk membahagiakan anak-anak Palestina di tengah penderitaan yang berat di Gaza.

 

“Kami tahu bahwa ini tidak akan menyelesaikan trauma mereka, tapi ini adalah upaya kecil untuk mengalihkan perhatian mereka dan sedikit meningkatkan suasana hati mereka,” kata Nadim Hamed Jad, salah satu penyelenggara, sebagaimana dilansir dari Aljazeera, Kamis (26/10/2023) malam waktu setempat.

 

“Semua orang di Jalur Gaza, dari orang tua hingga anak-anak, mengalami neraka akibat pemboman dan kehancuran Israel yang kita lihat setiap hari,” kata Jad.

 

Jad menyadari bahwa keceriaan yang tampak pada wajah anak-anak tidak akan memperbaiki segalanya, namun mungkin bisa membantu mereka melepaskan rasa takut untuk sementara waktu.

 

Setelah 20 hari pemboman Israel yang tiada henti di Jalur Gaza, lebih dari 7.000 warga Palestina telah terbunuh, termasuk 2.913 anak-anak, dan hampir 2.000 perempuan dan anak perempuan.

 

Lebih dari 17.500 orang terluka, menurut data terbaru dari pihak berwenang di Gaza, yang juga menyebutkan diperkirakan ada 1.500 orang terjebak di bawah reruntuhan rumah mereka, termasuk sedikitnya 800 anak-anak.
Sekitar 50.000 pengungsi Palestina telah mengungsi di al-Shifa.

 

Seorang anak bernama Suha Shublaq yang berusia 7 tahun menggambar rumahnya. Ia tidak tahu apakah rumahnya masih berdiri atau hancur.

 

“Saya telah melihat begitu banyak orang mati,” kata Suha.

 

“Saya ingin gencatan senjata sehingga saya bisa kembali ke rumah saya di lingkungan Shaaf di kota,” imbuhnya.

 

Hasan Thaher, 10 tahun, berasal dari lingkungan utara Karamah, yang diratakan dengan bom Israel pada minggu pertama serangan.

 

“Kami harus pergi dan datang ke sini,” katanya sambil menggambar bendera Palestina dan mewarnainya.

 

“Aku ingin hidupku kembali. Aku biasa bermain ayunan dan pergi ke toko sendirian dan bermain dengan mainanku. Saya rindu mobil saya, senjata mainan saya, dan mainan dapur saya,” tambahnya.

 

“Saya menginginkan gencatan senjata, karena mereka terus mengebom rumah kami,” ujar Suha.

Siaran Langsung

Kiai Bertutur

Sosial

Add New Playlist