Aulanews.id – “Jalan-jalan kosong di Rafah ketika banyak keluarga terus mengungsi untuk mencari keselamatan… UNRWA memperkirakan hampir 450.000 orang terpaksa mengungsi dari Rafah sejak 6 Mei,” kata badan PBB untuk pengungsi Palestina, di sebuah pos dari Rafah barat di X.
“Pedalaman Rafah kini menjadi kota hantu. Sulit dipercaya ada lebih dari satu juta orang yang berlindung di sini seminggu yang lalu,” lapor juru bicara UNRWA Louise Wateridge. “Orang-orang terus-menerus menghadapi kelelahan, kelaparan, dan ketakutan. Tidak ada tempat yang aman. Gencatan senjata segera adalah satu-satunya harapan.”
Utara dan selatan dibom
Perkembangan ini terjadi ketika serangan udara terus menghantam Gaza utara dan selatan, di tengah laporan bahwa militer Israel mengatakan mereka telah mencapai 120 sasaran dalam periode 24 jam terakhir.
“Serangan darat dan pertempuran sengit terus dilaporkan di Rafah timur, serta kota Gaza dan Kamp Pengungsi Jabaliya.,” kata kantor koordinasi bantuan PBB, OCHA, dalam perkembangan situasi terkininya pada Senin malam.
Banyak dari mereka yang terpaksa meninggalkan Rafah timur telah mengungsi beberapa kali dalam tujuh bulan terakhir, jelas kantor PBB.
Di wilayah utara, perintah evakuasi juga dikeluarkan pada hari Sabtu “di tengah pemboman Israel yang sedang berlangsung di sana”, kata OCHA, dan mencatat bahwa sekitar 100.000 orang telah meninggalkan rumah dan tempat perlindungan mereka sejauh ini.
“OCHA masih sangat prihatin dengan kurangnya perlindungan bagi warga sipil – dan kurangnya keamanan dalam operasi kemanusiaan,” kata badan PBB tersebut, seraya mencatat bahwa seperlima penduduk Gaza telah mengungsi hanya dalam seminggu terakhir. “Warga sipil harus dilindungi dan kebutuhan dasarnya terpenuhi, baik mereka pindah atau tinggal. Mereka yang pergi harus mempunyai waktu yang cukup untuk melakukannya, serta rute yang aman dan tempat yang aman untuk pergi.”