Aulanews.id, Brussel – Para ilmuwan menyebut sekitar 40% lapisan es di Antartika telah menyusut secara signifikan selama 25 tahun terakhir.
Penemuan tersebut diterbitkan melalui jurnal Science Advances oleh Antariksa Eropa, Kamis, (12/10/2023).
Lelehan tersebut menyebabkan 71 dari 162 lapisan es Antartika kehilangan massa dalam kurun 1997 hingga 2021.
Sementara itu, sebanyak 68 dari lapisan es tersebut telah mengalami penyusutan secara signifikan.
Menurut ilmuwan, penyusutan tersebut telah melampaui fluktuasi normal lapisan es dan semakin membuktikan bagaimana perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah mempengaruhi kondisi Antartika.
“Kami memperkirakan bahwa sebagian besar lapisan es akan mengalami siklus penyusutan yang cepat, berumur pendek dan kemudian tumbuh kembali secara perlahan. Sebaliknya, kami melihat bahwa hampir setengah dari lapisan es tersebut menyusut tanpa ada tanda-tanda pemulihan,” kata Benjamin Davison, penulis utama pada kelompok peneliti dari Universitas Leeds, Inggris.
Selama periode penelitian, para ilmuwan menemukan sebanyak 29 lapisan es bertambah massanya dan 62 lainnya tidak berubah secara signifikan.
Menurut peneliti, sebanyak 48 lapisan telah kehilangan lebih dari 30 persen massa selama kurun waktu 25 tahun. Penyebab utama pencairan adalah arus lautan dan angin dari sisi barat Antartika yang mengalirkan air hangat di bawah lapisan es.
Susunan es adalah platform es terapung yang mengelilingi benua Antartika, membantu melindungi dan menstabilkan gletser di kawasan itu dengan memperlambat alirannya ke laut.
Sementara itu Badan Antariksa Eropa melaporkan bahwa berdasarkan citra radar satelit yang digunakan dalam penelitian tersebut, lapisan es yang besar mencair dan mengeluarkan air tawar ke laut -yang dapat berdampak buruk pada sirkulasi laut.